Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Gunakan Pembom Strategis ke Odessa, Ini Spek dan Riwayat Tupolev Tu-22M

Rusia mengerahkan pesawat pembom strategis jarak jauh Tupolev Tu-22M atau Tu-M3 saat menyerang Odessa Rabu (11/5/2022).

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Rusia Gunakan Pembom Strategis ke Odessa, Ini Spek dan Riwayat Tupolev Tu-22M
Wikicommon/Alex Beltyukov - RuSpotters Team
Pesawat pengebom strategis jarak jauh Tupolev Tu-22M seperti ini masih aktif di jajaran Angkatan Udara Rusia. Pesawat ini modernisasi produk Tu-22 era Soviet. 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Situs analisis intelijen Southfront.org mempublikasikan video pendek aksi pesawat pembon strategis Tupolev Tu-22 M Rusia di Ukraina, Rabu (11/5/2022).

Dalam postingan itu disebutkan, pembom supersonik jarak jauh Tu-22M menyerang target bernilai tinggi menggunakan rudal presisi tinggi.

Sumber Southfront.org membagikan video yang menunjukkan Tu-22M, kemungkinan besar Tu-M3 yang dimodernisasi, meluncurkan dua rudal berpemandu presisi tipe Kh-22.

Target pengeboman di wilayah Odessa. Kh-22 adalah rudal anti-kapal jarak jauh besar dengan kemampuan serangan darat yang dikembangkan MKB Raduga di era Uni Soviet.

Versi lama Kh-22 hanya memiliki jangkauan 600 kilometer. Namun, versi terbaru rudal, yang dijuluki Kh-32, menampilkan peningkatan yang serius di semua tingkatan.

Baca juga: POPULER Internasional: Daftar Senjata yang Dipasok AS ke Ukraina | Kilas Balik Tragedi Odessa 2 Mei

Baca juga: Tragedi Odessa 2 Mei 2014 Titik Balik Pertumpahan Darah di Ukraina

Baca juga: Rusia Peringatkan Rencana Operasi Palsu Inteijen Ukraina di Odessa

Kh-32 dirancang untuk melesat setinggi 40 kilometer, ke stratosfer, setelah peluncuran, transisi ke level penerbangan, kemudian melakukan menukik ke target.

Versi rudal jelajah juga dirancang untuk menargetkan kapal musuh, serta radar, dan target kontras radio seperti jembatan, pangkalan militer, pembangkit listrik, dan lainnya.

Berita Rekomendasi

Rudal tersebut memiliki sistem navigasi inersia dan radar homing head, membuatnya independen dari satelit navigasi GPS/GLONASS.

Asap tebal terlihat di atas gedung-gedung selama kunjungan Menteri Luar Negeri Yunani ke pelabuhan Laut Hitam Odessa pada 3 April 2022. Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias tiba di Odessa, membawa bantuan kemanusiaan, yang akan dikirimkan ke Pemerintah Kotamadya.
Asap tebal terlihat di atas gedung-gedung selama kunjungan Menteri Luar Negeri Yunani ke pelabuhan Laut Hitam Odessa pada 3 April 2022. Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias tiba di Odessa, membawa bantuan kemanusiaan, yang akan dikirimkan ke Pemerintah Kotamadya. (GEORGE VITSARAS / ANA-MPA/POOL / AFP)

Jangkauannya kini diperkirakan 1.000 kilometer dan kecepatan setidaknya 5.000 kilometer per jam.

Rudal itu dipersenjatai hulu ledak 1.000 kilogram. Sebuah versi bersenjata nuklir konon juga telah dikembangkan.

Rusia sebelumnya pernah menggunakan pesawat pengebom Tu-22M di Ukraina, tetapi hanya untuk mengebom posisi pasukan Kiev yang dijaga ketat di pabrik baja Azovstal di sebelah kota Mariupol.

Ketika dipersenjatai dengan Kh-22\32, Tu-22M memberi Rusia kemampuan untuk menyerang target militer bernilai tinggi dari pasukan Kiev jauh di Ukraina.

Pesawat Produk Era Soviet

Data di Wikipedia terkait Tupolev Tu-22M, atau NATO memberi nama Backfire, adalah pesawat supersonik, sayap ayun, strategis jarak jauh dan pembom tempur maritim sayap rendah (low wing).

Pesawat ini dikembangkan OKB Tupolev di era Uni Soviet. Beberapa buah pesawat ini masih digunakan AU Rusia.

Tu-22M berbasis pada sistem senjata Tu-22, juga menggunakan rudal nuklir anti-kapal yang sama, Kh-22.

Pengkodean Tu-22M digunakan untuk membantu mendapatkan persetujuan untuk pembom dalam sistem Soviet.

Prototipe pertama,Tu-22M0, pertama terbang pada 30 Agustus 1969. NATO mulai meihat kehadiran pesawat ini pertama kali sekitar waktu itu.

Untuk beberapa tahun barat meyakini kode operasional pesawat terbaru ini adalah Tu-26. Sewaktu perundingan SALT pada 1980-an, Soviet bersikeras menyatakan itu adalah Tu-22M.

Pada saat itu, pihak berwenang barat menduga pernyataan Soviet itu dimaksudkan untuk menunjukkan itu hanyalah turunan Tu-22 daripada produk ebih maju dan canggih.

Pada tahun 1962, setelah Tupolev Tu-22 dioperasikan, menjadi semakin jelas pesawat itu tidak memadai dalam perannya sebagai pembom.

Selain masalah perawatan dan perawatan yang kompleks, karakteristik penanganan Tu-22 terbukti berbahaya.

Kecepatan pendaratannya 100 km/jam (60 mph) lebih besar dari pengebom sebelumnya dan memiliki kecenderungan untuk menanjak dan membahayakan ekornya saat mendarat.

Pesawat ini dinyatakan sulit untuk terbang, dan memiliki visibilitas serba buruk. Pada 1962, Tupolev mulai memperbarui Tu-22.

Modernisasi Tupolev Tu-22

Selama waktu ini Sukhoi mengembangkan T-4, pesawat titanium bermesin empat dengan canards. Sebagai tanggapan terhadap XB-70, itu adalah untuk memiliki jelajah 3.200 km/jam (2.000 mph).

Tupolev, yang ahli dalam bidang pengebom, menawarkan kepada Angkatan Udara Soviet (Voyenno-Vozdushnye Sily, VVS) versi Tu-22 yang diperbarui secara besar-besaran.

Dibandingkan dengan T-4, itu adalah desain evolusioner, dan dengan demikian daya tariknya terletak pada kesederhanaan dan biaya rendah.

Pemerintah Soviet skeptis tentang perlunya menyetujui pengembangan pesawat pengganti segera setelah Tu-22 baru saja memasuki layanan.

Akhirnya pemerintah dan Tupolev sepakat menggunakan T-4, nama baru Tu-22M diputuskan, diberi kode OKB "Aircraft 45", dan penunjukan internal "AM".

Upaya mereka berhasil karena pemerintah menyetujui desain pada 28 November 1967, dan menetapkan pengembangan senjata utama pesawat, rudal Kh-22.

T-4 sendiri akan melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1972, tetapi kemudian dibatalkan.

Intelijen AS telah mengetahui keberadaan pesawat tersebut sejak 1969, dan foto satelit pertama pengebom tersebut diambil pada 1970.

Keberadaan pesawat tersebut mengejutkan intelijen AS. Seperti dalam kasus sezamannya, proyek MiG-23 dan Su-17, keunggulan sayap ayun variabel (atau "sayap ayun") tampak menarik.

Desain itu memungkinkan kombinasi kinerja lepas landas yang singkat, daya jelajah yang efisien, dan kinerja yang baik.

Upaya awal untuk memodernisasi Tu-22M dimulai 1990, tetapi ditinggalkan sebelum mencapai produksi.

Pada 2007, pekerjaan dimulai pada radar baru untuk Tu-22M. radar NV-45, pertama kali diterbangkan pada Tu-22M pada 2008.

Ada empat Tu-22M yang diperbaiki dan dipasangi radar NV-45 pada tahun 2014–2015.

Sebuah kontrak untuk upgrade paruh baya penuh, Tu-22M3M ditandatangani pada September 2014.

Pesawat ini akan menerima radar NV-45M yang dimodifikasi lebih lanjut, bersama dengan peralatan navigasi baru dan sistem kontrol penerbangan yang dimodifikasi.

Sebagian besar avionik baru digunakan bersama dengan Tu-160M2 yang ditingkatkan. Persenjataan ditingkatkan dengan menambahkan rudal Kh-32 baru, versi modifikasi berat dari Kh-22.

Rusia juga memperbarui persenjataan rudal Kh-SD subsonik, Kh-MT hipersonik, atau rudal Kh-47M2 Kinzhal untuk dipasang di pesawat ini.

Pada 11 Mei 2020, kantor berita TASS melaporkan peluncuran uji coba rudal hipersonik baru, yang bukan milik keluarga Kh-32, dilakukan dari Tu-22M3M.(Tribunnews.com/Southfront.org/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas