Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Pertanian G7 Mengutuk Kebijakan Larangan Ekspor Gandum India

India melarang ekspor gandum, dengan alasan risiko ketagahan pangan, sebagian karena perang di Ukraina, gelombang panas yang menekan produksi.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Menteri Pertanian G7 Mengutuk Kebijakan Larangan Ekspor Gandum India
Shutterstock
Ilustrasi gandum. India melarang ekspor gandum, dengan alasan risiko ketagahan pangan, sebagian karena perang di Ukraina, gelombang panas yang menekan produksi, dan harga domestik mencapai rekor tertinggi. 

TRIBUNNEWS.COM - India melarang ekspor gandum, dengan alasan risiko ketagahan pangan, sebagian karena perang di Ukraina, gelombang panas yang menekan produksi, dan harga domestik mencapai rekor tertinggi.

Dilansir Al Jazeera, meskipun bukan salah satu pengekspor gandum utama dunia, larangan India dapat mendorong harga global ke puncak, mengingat pasokan yang sudah ketat, memukul konsumen miskin di Asia dan Afrika dengan sangat keras.

Menteri pertanian dari negara-negara industri G7 segera mengutuk keputusan India pada Sabtu (14/5/2022).

“Jika semua orang mulai memberlakukan pembatasan ekspor atau menutup pasar, itu akan memperburuk krisis,” kata Menteri Pertanian Jerman Cem Ozdemir pada konferensi pers di Stuttgart.

Baca juga: Kanada Bantu Ukraina Agar Bisa Ekspor Gandum Lagi demi Atasi Gangguan Pangan Dunia

Baca juga: Ekspor Gandum Ukraina-Rusia Terhalang Perang, Menteri Jerman Peringatkan Bahaya Kelaparan Global

Ilustrasi gandum. India melarang ekspor gandum, dengan alasan risiko ketagahan pangan, sebagian karena perang di Ukraina, gelombang panas yang menekan produksi, dan harga domestik mencapai rekor tertinggi.
Ilustrasi gandum. India melarang ekspor gandum, dengan alasan risiko ketagahan pangan, sebagian karena perang di Ukraina, gelombang panas yang menekan produksi, dan harga domestik mencapai rekor tertinggi. (Shutterstock)

“Kami menyerukan India untuk memikul tanggung jawabnya sebagai anggota G20,” kata Ozdemir.

Pejabat pemerintah di New Delhi mengatakan bahwa India masih akan mengizinkan ekspor yang didukung oleh letter of credit yang sudah dikeluarkan dan ke negara-negara yang meminta pasokan "untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka", 

"Larangan itu tidak akan selamanya dan dapat direvisi," kata para pejabat itu pada konferensi pers.

Baca juga: Rusia Dituding Curi 400 Ribu Ton Gandum Ukraina

Berita Rekomendasi

Harga gandum lokal naik

Direktorat Perdagangan Luar Negeri India mengatakan dalam sebuah pemberitahuan dalam lembaran pemerintah tertanggal Jumat (13/5/2022), lonjakan harga gandum global mengancam ketahanan pangan India dan negara-negara tetangga dan rentan.

Meskipun tidak ada penurunan dramatis dalam produksi gandum India tahun ini, pejabat pemerintah mengatakan bahwa ekspor yang tidak diatur telah menyebabkan kenaikan harga gandum lokal.

“Kami tidak ingin perdagangan gandum terjadi dengan cara yang tidak diatur atau terjadi penimbunan,” kata sekretaris perdagangan BVR Subrahmanyam kepada wartawan di New Delhi.

Harga gandum di India telah naik ke rekor tertinggi, di beberapa pasar spot mencapai 25.000 rupee ($320) per ton, jauh di atas harga dukungan minimum pemerintah sebesar 20.150 rupee ($260).

“Itu bukan gandum saja. Kenaikan harga secara keseluruhan menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi dan itulah mengapa pemerintah harus melarang ekspor gandum,” pejabat senior pemerintah lainnya yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tentang pembatasan ekspor dilakukan oleh swasta.

Baca juga: India Dilanda Gelombang Panas dengan Suhu Capai 46 Derajat Celcius, Sebabkan Panen Gandum Berkurang

Biji gandum. India melarang ekspor gandum, dengan alasan risiko ketagahan pangan, sebagian karena perang di Ukraina, gelombang panas yang menekan produksi, dan harga domestik mencapai rekor tertinggi.
Biji gandum. India melarang ekspor gandum, dengan alasan risiko ketagahan pangan, sebagian karena perang di Ukraina, gelombang panas yang menekan produksi, dan harga domestik mencapai rekor tertinggi. (Food Navigator)

Gelombang panas

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas