Memanasnya Pertarungan Intelijen Rusia dengan Amerika Cs di Balik Perang di Ukraina
Dalam beberapa bulan ke belakang, negara-negara Barat berusaha menciptakan kerusakan permanen terhadap kemampuan intelijen Rusia.
Editor: Hasanudin Aco
Salah satunya adalah unit GRU 29155 intelijen militer Rusia, yang dicurigai menjalankan tugas sabotase, subversi (pemberontakan), dan pembunuhan.
Perlu waktu hampir tujuh tahun untuk mengungkap pergerakan unit intelijen Rusia itu, yang berada d ibalik ledakan besar yang "mengoyakkan" gudang amunisi di sebuah hutan di Republik Ceko pada tahun 2014.
Unit itu juga kemudian diyakini berada di balik kasus serangan racun saraf di Salisbury, Inggris, pada 2018.
Bahkan, pasukan intelijen yang sama juga mencoba meracuni seorang penjual senjata di Bulgaria yang telah menyimpan senjata di gudang Ceko.
Salah satu teori yang muncul menyebut, ledakan dan serangan racun itu memiliki kaitan dengan upaya menghancurkan suplai senjata untuk Ukraina, di mana konflik baru saja dimulai.
Anggota-anggota unit itu juga diduga terlibat dalam upaya membebaskan para pemimpin pro-Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Unit ini tetap diawasi ketat oleh intelijen Barat.
Namun, melakukan penjagaan satu demi satu agen mata-mata adalah pekerjaan yang mahal. Ketika intelijen Barat di Rusia telah lama menjadi subjek pengawasan sepanjang waktu, para mata-mata Rusia di ibu kota negara-negara Barat, tidak.
"Semakin besar kehadirannya, semakin sukar untuk menutup apa yang mereka lakukan," kata seorang pegawai AS kepada BBC.
Sekarang kondisinya telah berubah.
Negara-negara Barat menegaskan, pengusiran pejabat-pejabat Rusia lebih dari sekedar simbol protes akan serangan ke Ukraina, tetapi juga menjadi strategi untuk melemahkan kapasitas intelijen Rusia untuk melakukan hal-hal yang buruk.
Orang Rusia telah "menertawakan" toleransi negara-negara Barat yang mengizinkan kehadiran mereka, kata seorang pejabat.
"Kami mencoba untuk menimbulkan kerugian pada Rusia dengan mereduksi kapabilitas serangan mereka dan kemampuan mereka yang dapat menimbulkan ancaman bagi negara tetangganya dan Barat," kata seorang pejabat.