Erdogan Tegaskan Tak Ingin Swedia dan Finlandia Gabung NATO: Tak Perlu Repot Bujuk Turki
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan penolakan terhadap rencana Swedia dan Finlandia bergabung NATO. Sebut tak perlu repot-repot membujuk.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
Dia menambahkan bahwa NATO akan menjadi tempat di mana perwakilan organisasi teroris terkonsentrasi jika kedua negara bergabung.
Persetujuan Ankara akan diperlukan agar Finlandia dan Swedia dapat bergabung dengan NATO, karena tawaran keanggotaan harus disetujui dengan suara bulat oleh 30 anggota aliansi.
Stefanie Babst, mantan wakil asisten sekretaris jenderal NATO untuk diplomasi publik dan seorang analis di Jaringan Kepemimpinan Eropa, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “Turki pada akhirnya akan menyelaraskan dengan konsensus dan menyambut Finlandia dan Swedia sebagai anggota baru”.
“Sementara itu, mereka akan mencoba untuk tawar-menawar dalam negosiasi untuk mendapatkan pengembalian,” katanya.
Turki mungkin bertujuan untuk mendapatkan peralatan militer dari Washington untuk meningkatkan armada F-16 yang sudah ketinggalan zaman dan meningkatkan beberapa dukungan Barat untuk meringankan ekonominya yang bermasalah.
Baca juga: Turki akan Lakukan Pembicaraan dengan Swedia dan Finlandia Mengenai Keanggotaan NATO
Baca juga: Austria Tegaskan Mereka Netral, Belum Ingin Jadi Anggota NATO
Di depan rumah, analis mengatakan penyebutan PKK ditujukan untuk menarik dukungan pemilih nasionalis Erdogan.
Teguran terbaru Ankara datang setelah pemerintah Swedia secara resmi memutuskan untuk mengajukan keanggotaan NATO.
Perdana Menteri Magdalena Andersson membuat pengumuman pada hari Senin, sehari setelah Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengkonfirmasi bahwa Finlandia juga akan mengajukan keanggotaan.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Minggu menyatakan bahwa Swedia dan Finlandia akan dapat bergabung dengan NATO meskipun ada kekhawatiran Turki.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengatakan dia yakin "bahwa kami akan dapat mengatasi kekhawatiran yang telah diungkapkan Turki".
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dijadwalkan bertemu dengan Blinken di Washington pada Rabu, di mana keberatan Ankara diperkirakan akan menjadi agenda utama.
(Tribunnews.com/Yurika)