Tentara Azovstal di Mariupol Dipindahkan ke Wilayah Rusia Usai Menyerah, Begini Nasib Mereka
Para pejuang yang bertahan di pabrik baja Azovstal, Kota Mariupol, Ukraina diangkut ke wilayah yang dikuasai Rusia setelah menyerah.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Para tentara yang bertahan di pabrik baja Azovstal, Kota Mariupol, Ukraina diangkut ke wilayah yang dikuasai Rusia setelah menyerah.
Pada Selasa (17/5/2022), Rusia mengatakan 265 pejuang di pabrik baja Azovstal, benteng perlawanan terakhir di Mariupol, telah menyerah.
Beberapa jam sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan misi untuk mempertahankan fasilitas itu telah berakhir dan beberapa pejuang dipindahkan ke wilayah Rusia.
Dilansir Al Jazeera, Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoygu, mengatakan dari semua pejuang yang menyerah, ada 51 orang yang terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit di Novoazovsk, wilayah Donetsk.
Diketahui Donetsk merupakan wilayah Ukraina yang memisahkan diri dan didukung oleh Moskow.
Baca juga: Bicara di TV, Pensiunan Kolonel Rusia Blak-blakan Akui Kelemahan Moskow dan Kuatnya Ukraina
Baca juga: Nasib Ratusan Tentara Ukraina Tak Pasti Usai Menyerah, Dijamin Putin atau Terancam Hukuman Mati
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Malyar mengatakan "prosedur pertukaran akan dilakukan untuk kepulangan mereka".
Di sisi lain, Zelensky memperingatkan bahwa untuk memulangkan para pejuangnya dibutuhkan kehalusan dan waktu.
"Pekerjaan membawa anak-anak itu pulang terus berlanjut, dan pekerjaan ini membutuhkan kehalusan dan waktu," katanya.
Ketua parlemen Rusia mengatakan akan mempertimbangkan pelarangan pertukaran tawanan perang Rusia dengan anggota resimen Azov Ukraina yang ditangkap.
Vyacheslav Volodin, ketua Duma Negara Rusia, mengatakan "penjahat Nazi" tidak boleh dimasukkan dalam pertukaran tahanan.
"Mereka adalah penjahat perang dan kita harus melakukan segalanya untuk membawa mereka ke pengadilan," katanya.
Legislator Leonid Slutsky, salah satu negosiator Rusia-Ukraina menyebut para pejuang Azovstal yang dievakuasi itu adalah "binatang dalam bentuk manusia" dan menuntut hukuman mati.
"Mereka tidak pantas hidup setelah kejahatan mengerikan terhadap kemanusiaan yang telah mereka lakukan dan yang dilakukan terus menerus terhadap tahanan kami," katanya.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menjelaskan bahwa Presiden Vladimir Putin telah menjamin para pejuang yang menyerah akan diperlakukan sesuai hukum internasional.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.