Unicef: Konflik Rusia-Ukraina Picu Ancaman Malnutrisi Pada 600.000 Anak di Dunia
Konflik Rusia Vs Ukraina yang semakin mengkhawatirkan memicu ratusan ribu anak diseluruh penjuru negara terkena bencana malnutrisi.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Konflik Rusia Vs Ukraina yang semakin mengkhawatirkan tak hanya membuat dunia terancam alami krisis pangan, namun juga memicu ratusan ribu anak diseluruh penjuru negara terkena bencana malnutrisi.
Badan nasional peningkatkan kesehatan, gizi, pendidikan, dan kesejahteraan anak (Unicef), memprediksi bahwa bencana gizi buruk atau malnutrisi akan menyerang 600.000 anak di dunia, jika dalam kurun waktu enam bulan Unicef tidak bisa meningkatkan pendanaan pangan untuk makanan terapeutik siap pakai (RUTF).
"Dunia dengan cepat menjadi sebuah kotak virtual dengan peningkatan pesat pada kematian anak serta penderitaan yang dialami anak yang sebenarnya dapat dicegah," kata Direktur Eksekutif Unicef Catherine Russell.
Baca juga: Putin: Menyingkirkan Minyak Rusia sama dengan Bunuh Diri Ekonomi
Reuters mencatat satu kotak nutrisi khusus isi 150 paket yang cukup untuk mengembalikan nutrisi anak, kini melonjak sebesar 16 persen sekitar 41 dolar AS.
Dengan kenaikan tersebut Russell menyebut setidaknya Unicef memerlukan 25 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan gizi 600.000 anak.
Lebih lanjut inflasi global yang dipicu oleh konflik panas Rusia dan Ukraina, telah mendorong lonjakan harga pada semua kebutuhan pangan dunia.
Kenaikan harga ini tak hanya mempersulit masyarakat untuk mendapatkan makanan berenergi tinggi, seperti kacang tanah, minyak, dan gula.
Namun juga telah membuat Unicef kewalahan mengatasi acaman malnutrisi karena harga pangan terus melesat ke level tertinggi.
Baca juga: Unicef Indonesia: Vaksin Covid-19 dan Imunisasi Rutin Anak Sama Pentingnya
Meskipun kini Unicef tengah kesulitan menggalang dana untuk memenuhi kebutuhan pangan anak-anak di dunia, namun Russell berjanji bahwa pihaknya akan terus menyematkan anak-anak tersebut sehingga kasus kematian akibat malnutrisi tak makin bertambah banyak.
Mengingat dalam beberapa tahun terakhir bencana gizi buruk dan wasting parah pada anak usia 5 tahun telah mencapai 13,6 juta, dan mengakibatkan 1 dari 5 kematian diantara kelompok usia tersebut.