Uni Eropa dan AS Diminta Sita Aset Rusia, Menkeu Janet Yellen: Amerika Tidak Miliki Kewenangan Hukum
Amerika Serikat tidak memiliki wewenang hukum untuk menyita aset bank sentral Rusia yang dibekukan karena invasinya ke Ukraina
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
Baca juga: Sidang Kejahatan Perang Pertama di Ukraina: Tentara Rusia Mengaku Bersalah
Baca juga: Pensiunan Kolonel Rusia Akui Kuatnya Ukraina: Keinginan Pertahankan Tanah Air Mereka Sangat Besar
Pada hari Selasa, dia menekan sekutu AS untuk meningkatkan dukungan keuangan mereka.
Sementara itu, seorang pejabat pemerintah Jerman mengatakan para menteri akan menjanjikan $15 miliar bantuan anggaran baru.
Risiko Default Rusia
Rusia memiliki sekitar $40 miliar obligasi internasional dan sejauh ini berhasil memenuhi kewajibannya dan menghindari default (gagal bayar) utang berkat lisensi sementara dari Departemen Keuangan.
Lisensi itu memberikan pengecualian yang memungkinkan bank menerima pembayaran dalam mata uang dolar dari kementerian keuangan Rusia meskipun ada sanksi yang melumpuhkan terhadap Rusia.
Lisensi berakhir pada 25 Mei, dengan pembayaran besar berikutnya jatuh tempo hari itu.
Baca juga: Rusia Disebut Habiskan Rp 228 Miliar Per-Jam untuk Perang Ukraina
Baca juga: Rusia Ternyata Lepaskan Rudal S-300 ke Jet Israel yang Serang Suriah
Pada hari Rabu, Yellen mengatakan Departemen Keuangan tidak mungkin untuk memperpanjang lisensi.
Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan teknis jika Rusia kemudian mencoba membayar dalam rubel daripada dolar seperti yang dipersyaratkan berdasarkan perjanjian obligasi.
"Belum ada keputusan akhir tentang itu, tapi saya pikir tidak mungkin itu akan berlanjut," kata Yellen.
Ia menambahkan bahwa default teknis tidak akan mengubah situasi saat ini mengenai akses Rusia ke pasar modal.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)