Presiden Ukraina Zelensky: Rusia Lakukan Serangan Terus Menerus, Donbas Benar-benar Hancur
Presiden Ukraina Volodymir Zelensky mengecam pemboman tanpa henti Rusia di Donbas Kamis (19/5/2022) hingga membuat wilayah itu hancur total.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Presiden Ukraina Volodymir Zelensky mengecam pemboman tanpa henti Rusia di Donbas Kamis (19/5/2022) hingga membuat wilayah itu hancur total.
Zelensky menuding Moskow melakukan serangan brutal dan tidak masuk akal secara intensif di bagian timur Ukraina setelah penarikan pasukannya dari sekitar ibukota negara itu, Kyiv.
"Seperti neraka di sana," kata presiden Volodymyr Zelensky dilansir dari independent.co.uk, Jumat (20/5/2022).
Zelensky pun menuduh pasukan Vladimir Putin berusaha membunuh sebanyak mungkin warga Ukraina dan melakukan kerusakan sebanyak mungkin.
Dia mengatakan sementara pasukan Ukraina terus membebaskan wilayah Kharkiv di sebelah timur Kyiv, Rusia mencoba untuk memberikan lebih banyak tekanan di Donbas, yang terletak di bagian tenggara Ukraina.
Dalam pidato video Kamis malam, Zelensky mengatakan 12 orang tewas dalam serangan yang dilancarkan Rusia tersebut.
Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Donbas Hancur Total oleh Serangan Rudal Rusia
“(Ada) serangan terus-menerus di wilayah Odesa, di kota-kota di Ukraina tengah. Donbas benar-benar hancur,” katanya.
"Ini adalah upaya yang disengaja dan kriminal untuk membunuh sebanyak mungkin warga Ukraina, menghancurkan sebanyak mungkin rumah, fasilitas sosial, dan perusahaan," lanjut dia.
Di samping selusin kematian yang diderita di Severodonetsk, 40 lainnya terluka akibat penembakan Rusia, menurut seorang pejabat setempat.
Gubernur daerah Luhansk Sergiy Gaiday mengatakan di media sosial bahwa ada 12 orang tewas dan lebih dari 40 orang terluka di Severodonetsk.
Dia menuduh pasukan Rusia melakukan serangan secara acak menargetkan kota dengan persenjataan berat.
Baca juga: Opini: Rusia Harus Biayai Rekonstruksi Ukraina
Serangan telah dimulai pada Kamis pagi dan berlanjut hingga malam.
"Informasi tentang jumlah korban tewas dan terluka masih ditentukan karena tidak mungkin untuk memeriksa wilayah yang diserang," tulis Gaiday.
Dia juga mengimbau orang-orang untuk berlindung jika memilih untuk bertahan.