Anggota Neo-Nazi Ukraina dari Azovstal Akan Disidang di Pengadilan Donetsk
2.430 orang yang menyerah dari Azovstal terdiri tentara reguler Ukraina dan anggota Batalyon Azov yang dikenal berhaluan neo-Nazi.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
SBU merilis rekaman video Medvedchuk yang tampaknya memberatkan mantan Presiden Petro Poroshenko dan pemerintahannya.
Yaitu terkait privatisasi parsial pipa bahan bakar yang mengalir dari Rusia dan Belarus ke Ukraina dan ke Uni Eropa. Zelensky memerintahkan nasionalisasi infrastruktur itu pada Februari.
Dalam rekaman itu, Medvedchuk juga menuduh Poroshenko memintanya untuk mengatur pasokan batubara ilegal dari wilayah timur Donbass yang memisahkan diri.
Pengacara politisi itu mengatakan video yang dibagikan ke khalayak ramai itu operasi pencitraan dinas rahasia Ukraina.
Medvedchuk punya reputasi hubungan yang luas dengan Rusia. Kalangan elite Ukraina mengklaim dia kolaborator Moskow, sementara Medvedchuk menyatakan dirinya korban persekusi politik Zelensky.
Setelah melaporkan penangkapan Medvedchuk, SBU merilis sebuah video, yang isinya pernyataan Medvedchuk yang meminta dirinya ditukar dengan “para pembela dan penduduk Mariupol.”
Dia mengacu pada pasukan Ukraina yang pada saat itu diblokade di Azovstal, sebuah pabrik baja yang dijaga ketat di kota Pelabuhan Mariupol.
Petempur di Azovstal Menyerah Tanpa Syarat
Pasukan Ukraina menyerah pekan lalu, dengan Moskow dilaporkan menangkap hampir 2.500 orang, termasuk anggota batalion nasionalis Azov yang kontroversial.
Pejabat Ukraina menggambarkan penyerahan itu sebagai "evakuasi" dan mengklaim para pejuang akan ditukar dengan tawanan perang Rusia yang ditahan oleh Ukraina.
Elite Ukraina menyiratkan Kiev telah menyetujui kesepakatan pertukaran dengan Moskow sebelum Zelensky memerintahkan pasukannya menyerah.
Rusia tidak mengkonfirmasi klaim Ukraina, sementara beberapa pejabat Rusia mengatakan para pejuang Azov harus diadili atas tuduhan kejahatan perang.
Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik secara paksa.(Tribunnews.com/Sputniknews/RussiaToday/xna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.