Wawancara Scott Ritter: Penguasaan Azovstal Kemenangan Mengesankan Rusia
Scott Ritter mengatakan Rusia telah menyelesaikan fase 1 dan 2 operasi militer ke Ukraina. NATO ingin menghancurkan Rusia lewat proksinya.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Tampaknya pada Maret, pertengahan Maret, akhir Maret, Rusia percaya mereka telah mencapai semua tujuan fase satu, yang berarti mereka telah membentuk medan perang.
Mereka telah menghancurkan kemampuan militer Ukraina yang cukup atau menetralisirnya ke titik yang sekarang bisa mereka lakukan, fokus pada pertempuran yang sukses di fase dua, yang berfokus pada Donbass.
Fase dua dirancang untuk menyelesaikan tugas, tugas militer untuk membebaskan Donbass, membuat jembatan darat dan mengamankan pasokan air untuk Krimea.
Sepertinya merupakan kemenangan militer yang penting. Tapi sekarang kita kembali ke fase satu. Karena Rusia mengatakan selain mencapai aspek teritorialnya dari kemenangan ini, ia memiliki dua tugas militer lainnya, de-Nazifikasi dan demiliterisasi.
Tugas-tugas militer ini sedang dilakukan untuk dicapai. Ini bagian yang sangat penting, tujuan politik. Tujuan Rusia dalam hal ini - dan inilah yang dikatakan Rusia, Ukraina non-NATO yang netral secara permanen, terkait dengan tujuan strategis yang digariskan Rusia.
Saya percaya, pada 17 Desember 2021, ketika mereka memberikan dua rancangan perjanjian, satu ke AS, satu ke NATO, tapi proposal itu ditolak NATO.
Itu melampaui sekadar Ukraina, lebih dari itu Rusia menyatakan tidak pada ekspansi NATO ke timur Eropa. Itu akhirnya termasuk NATO harus bekerja sama mendefinisikan kembali seperti apa arsitektur keamanan Eropa.
Kerangka keamanan Eropa yang baru perlu memasukkan penarikan NATO kembali ke garis 1990-1997. Sekarang, ini adalah tujuan yang dinyatakan Rusia.
Sekarang kami memiliki Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin berbicara tentang menggunakan konflik ini untuk menimbulkan kekalahan strategis di Rusia.
AS ingin menimbulkan begitu banyak korban sehingga Rusia menjadi lemah sampai-sampai tidak akan pernah bisa lagi melakukan operasi seperti ini di Eropa.
Itu tujuan yang sama sekali berbeda dari apa yang AS katakan di awal. NATO setuju tujuan itu. Jadi maksud saya adalah, ketika Rusia menyelesaikan fase dua, mereka masih akan dihadapkan dengan Ukraina yang bermusuhan terkait erat dengan NATO hari ini daripada ketika konflik dimulai.
NATO yang tidak mau berubah dan menerima tuntutan Rusia mengenai kerangka keamanan Eropa baru.
NATO yang ingin menghancurkan Rusia dan Ukraina melalui operasi tempur nonstop yang berkelanjutan.
Artinya, Rusia lebih baik memikirkan fase tiga karena perang ini belum berakhir ketika mereka menyelesaikan fase dua.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)