Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Negosiasi Damai, Presiden Zalensky Hanya Ingin Bertemu Dengan Vladimir Putin

Presiden Ukraina Vladimir Zelensky hanya ingin bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melanjutkan proses negosiasi perdamaian.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Soal Negosiasi Damai, Presiden Zalensky Hanya Ingin Bertemu Dengan Vladimir Putin
Facebook Volodymyr Zelensky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hanya ingin bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melanjutkan proses negosiasi perdamaian.

Hal ini diungkapkan oleh Deputi Pertama utusan Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan di udara dengan Soloviev Live TV Channel seperti dikutip oleh TASS.

"Orang-orang yang tidak tahu tidak mengerti bahwa pembicaraan puncak harus disiapkan secara menyeluruh, dan agenda harus disepakati dari kedua belah pihak dan beberapa landasan ahli harus dilakukan pada saat itu, jika tidak, tidak perlu berbicara," katanya.

Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-90, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

"Bukan kami yang membekukan pembicaraan. Beberapa kontak sedang dilaksanakan dan kami mengharapkan jawaban dari Ukraina dari proposal yang disampaikan beberapa waktu lalu," tambah Polyansky.

Presiden Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa dia hanya siap untuk bertemu dengan Presiden Rusia saja dan hanya jika masalah berakhirnya konflik akan dibahas selama negosiasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan para pemenang hadiah budaya negara melalui tautan video di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2022. Presiden Putin pada 25 Maret mengecam Barat karena mendiskriminasi budaya Rusia, dengan mengatakan hal itu seperti upacara pembakaran buku oleh pendukung Nazi pada tahun 1930-an.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan para pemenang hadiah budaya negara melalui tautan video di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2022. Presiden Putin pada 25 Maret mengecam Barat karena mendiskriminasi budaya Rusia, dengan mengatakan hal itu seperti upacara pembakaran buku oleh pendukung Nazi pada tahun 1930-an. (Mikhail KLIMENTYEV / SPUTNIK / AFP)

Pada 13 Mei, sekretaris pers Presiden Rusia Dmitry Peskov menginformasikan bahwa Moskow tidak menolak pertemuan antara para pemimpin Rusia dan Ukraina tetapi tidak mungkin untuk mengadakannya tanpa persiapan.

Baca juga: Kritik Perang di Ukraina, Diplomat Rusia Boris Bondarev Mundur

Hanya Bisa Diselesaikan Lewat Jalur Diplomasi

Berita Rekomendasi

Penguatan jelas posisi Ukraina terjadi sehari setelah Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan perang hanya dapat diselesaikan melalui diplomasi.

Penasihat presiden Mykhaylo Podolyak mengatakan konsesi akan mengarah pada serangan Rusia yang lebih besar dan lebih berdarah.

Komentarnya muncul saat Rusia terus berupaya mengepung pasukan Ukraina yang mempertahankan Severodonetsk di timur.

Dalam perkembangan lain, Presiden Polandia Andrzej Duda telah menjadi pemimpin asing pertama yang berpidato di parlemen di Kyiv secara langsung.

Baca juga: Rangkuman Invasi Hari ke-89: 100 Orang Tewas Setiap Hari, Ekonomi Rusia Menyusut hingga 10 Persen

Dia menerima tepuk tangan meriah saat dia menyatakan bahwa hanya orang Ukraina sendiri yang dapat memutuskan masa depan mereka.

Dia menambahkan bahwa Polandia akan melakukan apa saja untuk membantu Ukraina bergabung dengan UE.

Namun, Menteri Eropa Prancis, Clément Beaune, mengatakan dalam sebuah wawancara radio pada hari Minggu bahwa mungkin perlu "15 atau 20 tahun" bagi Ukraina untuk diterima sebagai anggota UE.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas