Ukraina Tangkapi Para Prajuritnya di Severedonetsk yang Ancam Menyerah
Unit-unit prajurit Ukraina di Severedonetsk mengaku kecewa atas minimnya peralatan tempur melawan pasukan Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, SEVEREDONETSK – Militer Ukraina menangkap dan menahan puluhan prajuritnya yang mengungkapkan situasi putus asa di Severedonetsk.
Ini kota yang sedang dikepung pasuan Rusia, dan jadi titik penting penguasaan wilayah Donbass menyusul berakhirnya pengepungan Azovstal di Mariupol.
Kanal Telegram saluran penyiaran Anna News , Selasa (24/5/2022), membagikan rekaman video belasan hingga puluhan tentara Ukraina berada di ruangan penahanan.
Anna News memberi keterangan prajurit itu berasal dari Brigade Pertahanan Teritorial ke-115 di Severedonetsk.
Mereka dikenai tuduhan desersi dari tugas dan ditahan di pusat penahanan pra-persidangan militer Ukraina.
Baca juga: Anggota Neo-Nazi Ukraina dari Azovstal Akan Disidang di Pengadilan Donetsk
Baca juga: Kissinger Ulangi Seruan 8 Tahun Lalu, Ukraina Harusnya Jadi Negara Netral
Baca juga: Kementerian Pertahanan Rusia: 2.439 Tentara Ukraina di Mariupol Telah Menyerah
Pada rekaman pendek video yang beredar di kanal-kanal Telegram Rusia dan Ukraina sebelumnya, sekelompok prajurit dari Brigade Jager 17 mengungkapkan kekecewaan pada komando militer Ukraina.
Mereka merasa terisolasi, kekurangan peralatan, memperlihatkan kemerosotan moral tempur saat pasukan Rusia memperluas cengkeramannya di Donbass.
Perkembangan terkini sepanjang Selasa 24 Mei 2022, pasukan Rusia menerobos masuk wilayah kota Liman dan mengibarkan bendera Rusia di puncak sebuah Gedung tinggi.
Sehari sebelumnya, pasukan Rusia melewati daerah yang masih dikontrol Angkatan Bersenjata Ukraina dan memasuki kota dari arah utara di permukiman Stavki.
Menyusul kehadiran pasukan Rusia, unit-unit militer Ukraina yang tersisa meninggalkan bagian utara dan barat kota dan melintasi rel kereta api yang terletak di pinggiran barat.
Pada pagi 24 Mei, artileri Rusia menghantam posisi unit Armed Forces of Ukraina (AFU) di bagian timur dan selatan kota.
Pada saat yang sama, pertempuran jalanan dilaporkan berlanjut di daerah perkotaan di pusat Liman dan utaranya.
Beberapa sumber di kepemimpinan Republik Donetsk dan Luhansk awalnya mengklaim kota itu berada di bawah kendali penuh pasukan Rusia.
Meskipun demikian, laporan-laporan ini dianggap terlalu dini meskipun situasi buruk dialami pasukan Kyiv.