Jumlah Korban Tewas Penembakan Sekolah di Texas Bertambah Jadi 21 Orang, 18 di Antaranya Anak-anak
Penembakan massal telah terjadi di negara bagian Texas, Amerika Serikat pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat. Kini korban tewas menjadi 21 orang.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Texas pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat.
Penembakan massal kali ini menargetkan sekolah dasar di Texas.
Mengutip The Guardian, korban tewas saat ini bertambah menjadi 21 orang.
Senator negara bagian Texas, Roland Gutierrez mengatakan, korban tewas terdiri dari 18 anak-anak, dan tiga orang dewasa.
Baca juga: BREAKING NEWS : Penembakan di Texas, 14 Anak Dikabarkan Tewas
Baca juga: Kemlu: Gereja Lokasi Penembakan di California Juga Digunakan Komunitas Gereja Protestan Indonesia
"Saya tidak dapat membayangkan apa artinya mengirim anak Anda ke sekolah di pagi hari dan tidak melihat mereka kembali," ujar Gutierrez.
Senator juga menyampaikan sejumlah detail baru tentang bagaimana peristiwa mengerikan hari Selasa itu terjadi.
Gutierrez mengatakan, tersangka, Salvador Romas (18), menembak neneknya di rumahnya di pagi hari dan melarikan diri dari tempat kejadian dengan mobil sebelum merusak kendaraannya di luar sekolah dasar.
"Dia berlari ke sekolah dan semua pembantaian ini berlanjut setelah waktu itu," ungkapnya.
Nenek Romas telah diterbangkan ke rumah sakit di San Antonio dan dalam kondisi kritis, tambahnya.
Baca juga: Marak Penembakan di AS, WNI Diimbau Tidak Jalan Sendirian
Baca juga: Penembakan di Gereja California: Motif Pelaku karena Benci Terhadap Taiwan
Joe Biden Angkat Bicara
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden angkat bicara perihal kasus penembakan massal yang terjadi di Texas.
Biden mengatakan tentang perlunya undang-undang senjata.
Dia berbicara tentang penembakan di Buffalo sepuluh hari yang lalu, dan menyesalkan bahwa dalam kedua insiden itu, seorang anak berusia 18 tahun dapat membeli senjata dan melakukan kejahatan keji seperti itu.
"Kapan atas nama Tuhan kita akan berdiri di lobi senjata?," ujarnya, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Pelaku Penembakan di Buffalo yang Tewaskan 10 Orang Kulit Hitam Rencanakan Serangan Sejak November
Baca juga: Pelaku Penembakan di Supermarket AS Sempat Lakukan Survei Sebelum Kejadian, Menyamar Jadi Tunawisma
"Mengapa kita rela hidup dengan pembantaian ini? Mengapa kita tidak terus membiarkan ini terjadi?," lanjutnya.
"Sudah waktunya untuk mengubah rasa sakit ini menjadi tindakan," ungkapnya.
"Untuk setiap orang tua, setiap warga negara ini. Kita harus menjelaskan kepada setiap pejabat terpilih di negara ini: inilah saatnya untuk bertindak."
"Sudah waktunya bagi mereka yang menghalangi atau menunda atau memblokir undang-undang senjata akal sehat – kami perlu memberi tahu Anda bahwa kami tidak akan melupakannya," tukasnya.
Obama: Sudah Terlalu Lama untuk Bertindak
Dalam sebuah cuitan, mantan Presiden Barack Obama menyesalkan kasus penembakan massal di sekolah dasar di Texas.
Dirinya beserta istrinya, Michelle Obama mengungkapkan rasa duka atas penembakan itu.
Tak hanya itu, Obama juga menyebut 'sudah lama lewat waktu untuk bertindak' atas kasus penembakan massal yang terjadi di negaranya.
Berikut isi cuitan Barack Obama di akun Twitter @BarackObama:
"Untuk setiap orang tua, setiap warga negara ini. Kita harus menjelaskan kepada setiap pejabat terpilih di negara ini: inilah saatnya untuk bertindak. Sudah waktunya bagi mereka yang menghalangi atau menunda atau memblokir undang-undang senjata akal sehat – kami perlu memberi tahu Anda bahwa kami tidak akan melupakannya.
Michelle dan saya berduka bersama keluarga di Uvalde, yang mengalami rasa sakit yang seharusnya tidak ditanggung oleh siapa pun.
Kami juga marah pada mereka. Hampir sepuluh tahun setelah Sandy Hook—dan sepuluh hari setelah Buffalo—negara kita dilumpuhkan, bukan oleh ketakutan, tetapi oleh lobi senjata dan sebuah partai politik yang tidak menunjukkan kesediaan untuk bertindak dengan cara apa pun yang dapat membantu mencegah tragedi ini.
Sudah lama lewat waktu untuk bertindak, segala jenis tindakan. Dan itu adalah tragedi lain—yang lebih tenang tetapi tidak kalah tragisnya—bagi keluarga untuk menunggu satu hari lagi.
Semoga Tuhan memberkati ingatan para korban, dan dalam kata-kata Kitab Suci, menyembuhkan yang patah hati dan membalut luka-luka mereka." ujar Obama dalam cuitannya.
(Tribunnews.com/Whiesa)