Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Liputan Investigasi CNN, Jurnalis Shireen Abu Akleh Sengaja Dibunuh Israel

Rekaman suara tembakan yang diduga menewaskan Shireen Abu Akleh uga dianalisis pakar audio.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Liputan Investigasi CNN, Jurnalis Shireen Abu Akleh Sengaja Dibunuh Israel
AFP/MOHAMMED ABED
Seniman Palestina melukis mural untuk menghormati jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbunuh di Kota Gaza pada 12 Mei 2022. - Abu Akleh, yang ditembak mati pada 11 Mei 2022 saat meliput serangan di Tepi Barat yang diduduki Israel , adalah salah satu tokoh media Arab yang paling menonjol dan dipuji secara luas karena keberanian dan profesionalismenya. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Hasil investigasi tim jurnalis CNN dan ahli-ahli yang dilibatkan untuk menganalisis fakta, menyimpulkan jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh sengaja ditembak mati Israel.

Hasil penyelidikan independen CNN ditayangkan Rabu (25/5/2022), lewat video dilengkapi aneka ulasan, foto, video rekaman, dan ulasan para ahli, termasuk pakar balistik dan ahli audio.

Rekaman suara tembakan yang diduga menewaskan Shireen juga dianalisis pakar, baik saat tembakan pertama maupun benturan proyektil yang terekam audio.

Hasil investigasi tim dirangkum Eliza Mackintosh, jurnalis CNN yang berbasis di London. Kontribusi fakta data dari jurnalis Zeena Saifi di Abu Dhabi, Celine Alkhaldi di Amman, dan Kareem Khadder di Yerusalem.

Katie Polglase dan Gianluca Mezzofiore bertugas melengkapi analisis di London. Sejumlah jurnalis yang terlibat lainnya ada Richard Allen Greene, Abeer Salman, Hadas Gold, dan Atika Shubert.

Desain dan pengeditan visual dikerjakan Natalie Croker dan Henrik Pettersson. Secara kualitas liputan investigasi hasilnya sangat menarik dan kuat, data dan analisisnya meyakinkan.

Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Desak Israel Lakukan Penyelidikan atas Pembunuhan Shireen Abu Akleh

Baca juga: Polisi Israel Serang Prosesi Pemakaman Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh

Baca juga: Siapa Sosok Shireen Abu Akleh Jurnalis Aljazera Palestina yang Ditembak Sniper Israel di Jenin?

Hasil Investigasi Tim CNN

BERITA REKOMENDASI

CNN membuka laporannya lewat penggambaran suasana detik-detik saat Shireen Abu Akleh tertembak dan seketika tewas di Jenin, Tepi Barat, Palestina.

Beberapa tembakan terdengar secara berurutan, memotong pagi yang cerah dan biru di musim semi di Jenin, di Tepi Barat. Trat-trat-trat-trat-trat!

Juru kamera yang merekam adegan itu bergegas mundur untuk berlindung di balik dinding beton yang rendah.

Seorang pria berteriak dalam bahasa Arab: "Terluka! Shireen, Shireen, oh man, Shireen! Ambulans!"

Ketika operator kamera bergerak di tikungan, jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh terlihat terbaring tak bergerak, telungkup di tanah.


Reporter Palestina lainnya, Shatha Hanaysha, berjongkok di sampingnya, menggunakan batang pohon sebagai berlindung.

Hanaysha mengulurkan tangan dan mencoba membangunkannya saat tembakan terus berlanjut. Tidak ada respon. Kedua wanita itu mengenakan helm dan rompi pelindung biru bertanda "PRESS”

Pengambilan gambar dari rekaman yang didistribusikan oleh TV Al-Jazeera yang berbasis di Doha menunjukkan seorang reporter bereaksi (kanan) ketika seorang pria tak dikenal mencoba mengangkat tubuh jurnalis veteran saluran tersebut Shireen Abu Aqleh dari tanah setelah dia terluka parah oleh tembakan di Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 11 Mei 2022. - Abu Aqleh, 51, seorang tokoh terkemuka di saluran berita Arab ditembak mati oleh pasukan Israel pagi-pagi sekali saat dia meliput serangan di kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Barat Bank, menurut Al-Jazeera. Saluran berita Qatar mengatakan wartawannya telah ditembak mati
Pengambilan gambar dari rekaman yang didistribusikan oleh TV Al-Jazeera yang berbasis di Doha menunjukkan seorang reporter bereaksi (kanan) ketika seorang pria tak dikenal mencoba mengangkat tubuh jurnalis veteran saluran tersebut Shireen Abu Aqleh dari tanah setelah dia terluka parah oleh tembakan di Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 11 Mei 2022. - Abu Aqleh, 51, seorang tokoh terkemuka di saluran berita Arab ditembak mati oleh pasukan Israel pagi-pagi sekali saat dia meliput serangan di kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Barat Bank, menurut Al-Jazeera. Saluran berita Qatar mengatakan wartawannya telah ditembak mati "dengan sengaja" dan "dengan darah dingin" oleh pasukan Israel tetapi Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan kemungkinan tembakan Palestina telah membunuh wartawan itu. (Photo by AL JAZEERA / AFP) (AFP/-)

Pada saat-saat berikutnya, seorang pria berkaus putih mencoba beberapa kali untuk menggerakkan Abu Akleh, tetapi dipaksa mundur berulang kali oleh tembakan.

Akhirnya, setelah beberapa menit yang panjang, dia berhasil menyeret tubuh Shireen dari jalanan berdebu.

Video yang agak giiyang, direkam juru kamera Al Jazeera, Majdi Banura, menangkap adegan ketika Abu Akleh, seorang Palestina-Amerika berusia 51 tahun tewas terkena tembakan.

Peluru menerjang kepalanya sekitar pukul 6.30 pagi pada 11 Mei 2022.

Dia berdiri bersama sekelompok wartawan di dekat pintu masuk kamp pengungsi Jenin, tempat mereka datang untuk meliput serangan Israel.

Wartawan Sengaja Jadi Target

Sementara rekaman itu tidak menunjukkan Abu Akleh ditembak, saksi mata mengatakan yakin pasukan Israel di jalan yang sama sengaja menembak ke arah wartawan dalam serangan yang ditargetkan.

Semua wartawan mengenakan rompi biru pelindung yang mengidentifikasi mereka sebagai jurnalis.

“Kami berdiri di depan kendaraan militer Israel selama sekitar lima hingga sepuluh menit sebelum kami bergerak memastikan mereka melihat kami,” kata Hanaysha.

“Ini kebiasaan kami sebagai jurnalis, kami bergerak sebagai kelompok dan kami berdiri di depan mereka sehingga mereka tahu kami adalah jurnalis, dan kemudian kami mulai bergerak," lanjut Hanaysha kepada CNN.

Itu menggambarkan pendekatan hati-hati mereka terhadap konvoi tentara Israel, sebelum tembakan dimulai.

Saat Abu Akleh tertembak, Hanaysha mengaku syok. Dia tidak bisa mengerti apa yang terjadi.

Setelah Abu Akleh jatuh ke tanah, Hanaysha berpikir dia mungkin tersandung.

Tetapi ketika dia melihat reporter yang dia idolakan sejak kecil, jelas dia tidak bernapas. Darah menggenang di bawah kepalanya.

"Begitu dia (Shireen) jatuh, sejujurnya saya tidak mengerti dia (tertembak) ... Saya mendengar suara peluru, tapi saya tidak mengerti mereka mengincar kita. Sejujurnya, saya tidak mengerti," katanya.

"Saya pikir mereka menembak jadi kami tetap di belakang, saya tidak berpikir mereka mencoba membunuh kami," sambungnya.

Pada hari penembakan, juru bicara militer Israel Ran Kochav mengatakan kepada Radio Angkatan Darat, Abu Akleh telah "memfilmkan dan bekerja untuk outlet media di tengah-tengah orang Palestina bersenjata.

Pembelaan itu dikutip The Times of Israel. Militer Israel mengatakan tidak jelas siapa yang melepaskan tembakan mematikan itu.

Dalam penyelidikan awal, tentara mengatakan ada kemungkinan Abu Akleh terkena baik oleh tembakan sembarangan Palestina, atau oleh penembak jitu Israel.

Petugas itu diposisikan sekitar 200 meter (sekitar 656 kaki) dalam baku tembak dengan orang-orang bersenjata Palestina.

Israel maupun orang lain telah memberikan bukti yang menunjukkan orang-orang Palestina bersenjata dalam garis tembak yang jelas dari Abu Akleh.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada 19 Mei mereka belum memutuskan apakah akan melakukan penyelidikan kriminal atas kematian Abu Akleh.

Israel Belum Lakukan Penyelidikan

Pada Senin, pengacara militer Israel, Mayor Jenderal Yifat Tomer-Yerushalmi, mengatakan dalam pidatonya di bawah kebijakan militer, penyelidikan kriminal tidak secara otomatis diluncurkan jika seseorang terbunuh di "di tengah-tengah zona pertempuran aktif."

Kecuali menurutnya ada kecurigaan yang kredibel dan segera atas tindak pidana. Anggota parlemen AS, PBB, dan komunitas internasional semuanya menyerukan penyelidikan independen.

Penyelidikan CNN akhirnya menawarkan bukti baru, termasuk dua video dari lokasi penembakan, yang menunjukkan tidak ada pertempuran aktif, atau militan Palestina, di dekat Abu Akleh pada saat-saat menjelang kematiannya.

Video yang diperoleh CNN, dikuatkan keterangan delapan saksi mata, seorang analis audio forensik dan ahli senjata peledak, menunjukkan Abu Akleh ditembak mati dalam serangan yang ditargetkan oleh pasukan Israel.

Rekaman itu menunjukkan pemandangan yang tenang sebelum para wartawan diserang di pinggiran kamp pengungsi Jenin, dekat bundaran utama Awdeh.

Hanaysha, empat wartawan lainnya dan tiga warga setempat mengatakan itu pagi yang normal di Jenin, rumah bagi sekitar 345.000 orang — 11.400 di antaranya tinggal di kamp.

Banyak yang sedang dalam perjalanan ke tempat kerja atau sekolah, dan jalanan relatif sepi.

Ada getaran kegembiraan ketika jurnalis veteran, sosok yang akrab di rumah banyak warga Arab untuk liputannya tentang Israel dan wilayah Palestina, tiba untuk melaporkan serangan itu.

Sekitar selusin laki-laki, beberapa pakaiannya basah oleh keringat dan bersandal jepit, berkumpul untuk menonton Abu Akleh dan rekan-rekannya di tempat kerja.

Mereka berseliweran mengobrol, beberapa merokok, yang lain merekam adegan di ponsel mereka.

Dalam satu video ponsel berdurasi 16 menit yang diserahkan ke CNN, pria yang merekam berjalan menuju tempat di mana para jurnalis berkumpul.

Ia memperbesar video kendaraan lapis baja Israel yang diparkir di kejauhan, dan berkata: "Lihat penembak jitu."

Kemudian, ketika seorang remaja mengintip ke jalan dengan ragu-ragu, dia berteriak: "Jangan main-main ... kamu pikir itu lelucon? Kami tidak ingin mati. Kami ingin hidup."

Serangan Israel di kamp pengungsi Jenin telah menjadi kejadian biasa sejak awal April, setelah beberapa serangan oleh warga Palestina yang menewaskan warga Israel dan orang asing.

Beberapa tersangka pembunuh dari serangan itu berasal dari Jenin, menurut militer Israel. Warga mengatakan penggerebekan sering menyebabkan cedera dan kematian.

Pada Sabtu, seorang warga Palestina berusia 17 tahun tewas dan seorang anak berusia 18 tahun terluka parah oleh tembakan Israel selama serangan.

Salim Awad, warga kamp Jenin berusia 27 tahun yang merekam video berdurasi 16 menit itu, mengatakan kepada CNN tidak ada warga Palestina bersenjata atau terlibat bentrokan di daerah itu.

Dia tidak mengira akan ada tembakan, mengingat adanya wartawan di dekatnya.

"Tidak ada konflik atau konfrontasi sama sekali. Kami sekitar 10 orang, saling memberi atau menerima, berjalan-jalan, tertawa dan bercanda dengan wartawan," katanya.

"Kami tidak takut apa pun. Kami tidak menyangka akan terjadi apa-apa, karena ketika kami melihat wartawan di sekitar, kami pikir itu akan menjadi daerah yang aman," katanya.

Tetapi situasinya telah berubah dengan cepat. Awad mengatakan penembakan terjadi sekitar tujuh menit setelah dia tiba di tempat kejadian.

Videonya menangkap momen ketika tembakan dilepaskan ke empat jurnalis — Abu Akleh, Hanaysha, jurnalis Palestina lainnya, Mujahid al-Saadi, dan produser Al Jazeera Ali al-Samoudi, yang terluka dalam tembakan itu — saat mereka berjalan menuju kendaraan Israel.

Dalam rekaman itu, Abu Akleh terlihat berbalik dari rentetan serangan. Rekaman itu menunjukkan garis pandang langsung ke arah konvoi Israel.

Kecaman Teheran di PBB

Wakil Tetap Iran untuk PBB Zahra Ershadi mengutuk pembunuhan brutal jurnalis Palestina oleh pasukan rezim Zionis. Pembunuhan itu menurutnya bertujuan menyembunyikan kejahatan Israel.

“Wartawan veteran Palestina Shireen Abu Akleh dibunuh dengan darah dingin oleh pasukan pendudukan di Jenin (kamp pengungsi) dari wilayah Palestina yang diduduki,” kata Ershadi di pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Perlindungan Jurnalis di New York Selasa (24/5/2022).

Pembunuhan wartawan terkenal Palestina itu menurutnya bagian dari perang panjang, pelecehan, intimidasi dan kekerasan terhadap wartawan, dan pelanggaran mencolok hukum dan norma internasional.

“Shireen Abu Akleh juga merupakan korban lain dari kelambanan masyarakat internasional atas kejahatan perang dan terorisme rezim Israel yang sedang berlangsung terhadap Palestina,” katanya.

Eskalasi kekerasan, intimidasi dan pelecehan terhadap jurnalis dalam konflik bersenjata di banyak belahan dunia, terutama serangan yang disengaja yang melanggar hukum humaniter internasional, telah mencapai titik tinggi.

“Pada saat yang sama, kekebalan dari hukuman atas kejahatan perang yang dilakukan terhadap jurnalis dalam konflik bersenjata telah sangat membahayakan keamanan dan perlindungan mereka,” kata diplomat Iran itu.(Tribunnews.com/CNN/FarsNewsAgency/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas