Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Presiden Moldova Ditempatkan di Bawah Tahanan Rumah, Dikenal Pro-Rusia

Pengadilan di Moldova menempatkan mantan Presiden Igor Dodon di bawah tahanan rumah selama 30 hari.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Mantan Presiden Moldova Ditempatkan di Bawah Tahanan Rumah, Dikenal Pro-Rusia
Sergei GAPON / AFP
Pemimpin blok Komunis dan Sosialis dan mantan Presiden Moldova Igor Dodon menghadiri rapat umum di Chisinau pada 9 Juli 2021. Para pemilih di Moldova menuju ke tempat pemungutan suara pada 11 Juli 2021 dalam pemilihan parlemen cepat yang diminta oleh Presiden baru Maia Sandu untuk memperkuatnya posisi melawan pasukan pro-Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan di Moldova menempatkan mantan Presiden Igor Dodon di bawah tahanan rumah selama 30 hari.

Dodon tengah menghadapi penyelidikan atas dugaan pengkhianatan, korupsi, pengayaan gelap, dan pendanaan partai ilegal.

Dilansir Al Jazeera, Moldova dengan tegas mendukung Kyiv sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina.

Penangkapan Dodon yang pro-Rusia terjadi pada saat hubungan antara Moskow dan Chisinau semakin tegang.

Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-93, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Baca juga: Ingin Negaranya Merdeka, Presiden Ukraina Minta Barat Berhenti Main-main dengan Rusia

Pemimpin blok Komunis dan Sosialis dan mantan Presiden Moldova Igor Dodon
Pemimpin blok Komunis dan Sosialis dan mantan Presiden Moldova Igor Dodon menghadiri rapat umum di Chisinau pada 9 Juli 2021. Para pemilih di Moldova menuju ke tempat pemungutan suara pada 11 Juli 2021 dalam pemilihan parlemen cepat yang diminta oleh Presiden baru Maia Sandu untuk memperkuatnya posisi melawan pasukan pro-Rusia.

Dodon ditahan pada Selasa (24/5/2022) di rumahnya yang berlokasi di Ibu Kota Chisinau setelah digeledak oleh penyidik.

Penempatan Dodon sebagai tahanan rumah selama 30 hari diputuskan pada Kamis (26/5/2022).

Dodon menjabat sebagai Presiden Moldova dari 2016 hingga 2020 kemarin.

Berita Rekomendasi

Dia memimpin blok oposisi pro-Rusia di negara Eropa Timur itu.

Baca juga: Pabrik Baja Hancur Dibom Militer Rusia, Miliarder Ukraina Bakal Tuntut Rusia

Baca juga: Wali Kota Severodonetsk: 1.500 Orang Tewas akibat Pertempuran Sengit Rusia dengan Ukraina

Tuduhan bermotif politik

Berbicara saat meninggalkan ruang sidang, Dodon mengklaim tuduhan terhadapnya bermotif politik dan atas perintah kekuatan asing.

Dia mengatakan kepada wartawan bahwa hakim menjalankan “perintah politik” dari Presiden pro-Barat Maia Sandu, yang menggantikan Dodon pada 2020.

“Ini adalah masalah politik yang bertujuan untuk menetralkan oposisi,” kata Dodon dalam sebuah video yang diterbitkan oleh situs berita Moldova, Protv.md.

"Aneh dan tercela bagi mereka yang ... mengisi semua lembaga negara dengan penasihat asing, Rumania, Amerika dan Jerman, yang mengendalikan semua lembaga, menuduh saya berkhianat," katanya.

Dodon telah membantah semua kesalahan.

Baca juga: Eks Perwira Intel Swiss Ini Beberkan Kronologi Rinci Konflik Rusia-Ukraina (BAGIAN I)

Baca juga: Alami Kerugian Besar karena Perang, Orang Terkaya Ukraina Bakal Gugat Rusia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas