Media Inggris dan Barat Kaburkan Merajalelanya Neo-Nazi di Ukraina
Batalyon Azov atau Resimen Azov adalah unit paramiliter yang terdiri kaum nasionalis dan neo-Nazi di jajaran Garda Nasional Ukraina.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Versi CNN Puji Kekuatan Tempur Azov
Pada hari yang sama, 29 Maret, CNN menayangkan versi cerita mereka sendiri tentang Zelensky yang seorang Yahudi.
CNN menarasikan, Azov memiliki sejarah kecenderungan neo-Nazi, yang belum sepenuhnya padam saat integrasinya ke dalam militer Ukraina. Lantas CNN memuji Batalyon Azov merupakan kekuatan tempur efektif.
Mereka juga menyebut Biletsky, tetapi mengatakan dia diduga berbicara tentang keinginan untuk "memimpin ras kulit putih di dunia dalam perang salib terakhir", mengabaikan bagian pernyataannya yang mengatakan "melawan Untermenschen yang dipimpin Semit."
CNN kemudian mengutip pernyataan pemimpin Batalyon Azov yang menyangkal pernah mengatakannya. Biletsky menyangkal tidak ada hubungannya dengan kegiatan politiknya dan partai Korps Nasional”.
CNN dalam siarannya masih menggambarkan Biletsky dan kawan-kawan sebagai sayap politik Batalyon Azov.
CNN juga mengutip kutipan 2019 dari Arsen Avakov, menteri kepolisian di pemerintahan pasca-Maidan. Avakov mengklaim tuduhan hubungan Azov dan Neo Nazi adalah upaya yang disengaja untuk mendiskreditkan Azov dan militer Ukraina.
Ini pernyataan Avakov yang dikritik kepala rabi Ukraina, Yaakov Bleich pada November 2014. Bleich mengatakan Avakov terus menunjuk orang-orang dengan reputasi dan ideologi yang dipertanyakan yang tercemar fasisme dan ekstremisme sayap kanan.
Terakhir, publikasi Times of London pada 30 Maret. Kisahnya dibuka deskripsi emosional dari pemakaman seorang tentara Azov yang tewas dalam pertempuran di luar Kiev.
Mereka juga mengabaikan ikonografi Nazi karena mungkin berakar pada "iman pagan asli" Ukraina, meskipun mereka mengakui, symbol popular Azov, Wolfsangel, juga digunakan Nazi Jerman.
“Kami adalah patriot tetapi kami bukan Nazi,” adalah kutipan yang dikaitkan dengan perwira Azov Yevgenii Vradnik. Kutipan itu dijadikan judul cerita Times of London.
Menjelang akhir, Times mengutip pernyataan seorang komandan Azov di Mariupol, yang menuduh Rusia sebagai “Nazi sejati abad ke-21.”
Times masih memasukkan sikap dan aneka pujian para anggota Azov terhadap roket anti-tank NLAW yang dikirimkan Inggris ke Ukraina.
Dari publiksi terbaru itu, Malic mengajak audiens membandingkan faktanya dengan beberapa liputan tentang Azov sebelum 2022.
Liputan Lama Majalah Time
Pada Januari 2021, majalah TIME menyebut mereka sebagai milisi yang telah “melatih dan mengilhami supremasi kulit putih dari seluruh dunia.”
“Azov lebih dari sekadar milisi. Ia memiliki partai politiknya sendiri; dua penerbit; perkemahan musim panas untuk anak-anak; dan pasukan sendiri yang dikenal sebagai milisi nasional, yang berpatroli di jalan-jalan kota Ukraina bersama polisi,” tulis TIME.
Majalah top Amerika itu mencatat Azov memiliki sayap militer dengan setidaknya dua pangkalan pelatihan dan gudang senjata yang luas, dari drone dan kendaraan lapis baja hingga artileri.
Mereka juga mengutip kata-kata Olena Semenyaka, tokoh kehumasan Azov selama tur 2019 di Cossack House.
Misi kelompok itu kata Olena Semenyaka adalah membentuk koalisi kelompok sayap kanan di seluruh dunia barat. Tujuan akhirnya mengambil alih kekuasaan di seluruh Eropa.
Sebelum peristiwa Maidan 2014, Biletsky memimpin Patriot Ukraina. Kelompok ini dikenal Neo-Nazi, yang manifestonya mengambil narasinya langsung dari ideologi Nazi. Itu ditulis TIME di hasil liputannya.
Dalam sebuah wawancara setelah kudeta, Biletsky mengatakan kepada majalah itu, dia memilih lencana Azov.
Tidak disebutkan simbol pagan, hanya referensi ke Black Sun dan Wolfsangel yang pernah digunakan Jerman dalam Perang Dunia II.
Bahkan Bellingcat, organisasi di Inggris yang mengklaim mengumpulkan informasi intelijen dari sumber terbuka, menaruh tanda merah pada Batalyon Azov.
Di sinilah mereka pada Oktober 2019, mengeluh tentang bagaimana para militan menggertak Zelensky agar tidak mundur dari Donbass seperti yang dipersyaratkan perjanjian Minsk.
Meskipun “kelompok sayap kanan” tidak memiliki dukungan rakyat yang signifikan, dan hampir tidak ada kekuatan elektoral, seperti dinarasikan Ron Atkins dari BBC, kelompok itu sukses menempatkan dirinya di arus utama politik dan masyarakat Ukraina.
Ini bukan pertama kalinya media korporat dan pemerintah di barat meliput kelompok yang mereka sendiri sampai baru-baru ini digambarkan – dengan benar – sebagai ekstremis.
Misalnya, tahun lalu, televisi publik AS berusaha menutupi hubungan Al Qaeda dan cabangnya di Suriah, kelompok Front Al-Nusra.
Kelompok teroris bersenjata yang kemudian “ganti nama” jadi Hayat Tahrir al-Sham, disebut barat sebagai “pemberontak moderat.”(Tribunnews.com/RT/xna)