Putin Beri Peringatan kepada Presiden Prancis dan Kanselir Jerman soal Pasokan Senjata ke Ukraina
Putin memberikan peringatan kepada Presiden Prancis dan Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk tidak meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, PARIS – Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan peringatan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk tidak meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina.
Dilansir dari Aljazeera, Minggu (29/5/2022) Putin beralasan peningkatan pasokan senjata ke Ukraina menyebabkan destabilisasi lebih lanjut.
Putin telah berbicara dengan Macron dan Scholz bahwa melanjutkan pasokan senjata ke Ukraina "berbahaya", dan dia memperingatkan risiko destabilisasi lebih lanjut dari situasi dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Baca juga: Sri Lanka Borong 90.000 Ton Minyak Rusia Demi Hidupkan Kilang Ceylon Petroleum
Sebagai imbalannya, Macron dan Scholz mendesak gencatan senjata segera di Ukraina dan penarikan pasukan Rusia dari negara itu.
Para pemimpin Eropa juga mendesak Putin untuk terlibat dalam negosiasi serius dan langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengakhiri pertempuran.
Pembicaraan antara delegasi Rusia dan Ukraina telah diadakan baik secara langsung maupun melalui tautan video sejak serangan militer Rusia, tetapi baru-baru ini terhenti.
Baca juga: Perbincangan Putin, Macron, dan Scholz Sebut Rusia Siap Lanjutkan Negosiasi Damai dengan Ukraina
Di sisi lain, Macron dan Scholz juga meminta Putin untuk melepaskan sekitar 2.500 pejuang Ukraina yang bertahan selama berminggu-minggu di dalam pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Sementara itu, peringatan baru Putin atas persenjataan datang ketika para pejabat Ukraina meminta negara-negara Barat memberikan senjata yang lebih canggih dan kuat, terutama beberapa sistem peluncuran roket, untuk bersaing dengan senjata Rusia dalam serangan yang sedang berlangsung di Donbas.
Departemen Pertahanan AS tidak mengonfirmasi laporan media yang mengklaim pemerintahan Presiden Joe Biden sedang bersiap untuk mengirim sistem roket jarak jauh ke Ukraina.
Duta Besar Rusia di AS pada hari Sabtu (28/5) mencap langkah tersebut sebagai "hal yang tidak dapat diterima" dan meminta pemerintah Biden untuk "meninggalkan pernyataan tentang kemenangan militer Ukraina.”
Presiden Biden dan sekutunya telah memberi Ukraina senjata yang semakin canggih dan beragam untuk melawan pasukan Rusia dengan persenjataan jarak jauh, seperti howitzer M777.