Industri Perjalanan Jepang Sambut Baik Kebijakan Pelonggaran terkait Masuknya Wisatawan Asing
Industri pariwisata Jepang masih berinteraksi dengan pelanggan luar negeri dalam banyak tur musim panas dan musim gugur.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Industri perjalanan Jepang menyambut baik kebijakan pelonggaran yang diterapkan pemerintah terkait masuknya wisatawan asing ke Jepang.
Hiroyuki Takahashi (ketua JTB) dari Asosiasi Industri Perjalanan Jepang meminta agar pelonggaran pembukaan bagi turis asing bisa dilakukan lebih luas lagi.
"Saya sangat mengharapkan pelonggaran selangkah demi selangkah sehingga industri pariwisata Jepang bangkit lebih baik lagi," papar Takahashi baru-baru ini.
Paket wisata dengan anggota kru, yang memudahkan perusahaan perjalanan untuk mengelola seluruh proses perjalanan turis, akan dilakukan pada 10 Juni dengan menargetkan negara/wilayah dalam kategori "biru", yang memiliki risiko infeksi terendah sebagai tindakan karantina.
Jika turis sudah divaksinasi lengkap, maka tes PCR tidak diperlukan lagi. Namun bukti sertifikasi vaksinasi Covid-19 tetap dibutuhkan sesuai aturan yang dikeluarkan pemerintah Jepang 27 Mei 2022.
Kategori "biru" adalah 98 negara/wilayah seperti Indonesia, Amerika Serikat, Inggris Raya, China, dan Korea Selatan.
Baca juga: Pemerintah Jepang akan Perluas Sistem iDeCo Pensiunan Individu
Karena depresiasi yen, banyak turis mengharapkan konsumsi yang kuat dari pelanggan China yang nantinya akan memasuki Jepang.
Namun, menurut penanggung jawab perjalanan ke Jepang, sebuah perusahaan perjalanan besar, tur kelompok membutuhkan waktu dari perencanaan hingga keberangkatan.
"Dengan demikian dalam waktu dekat mungkin reservasi masih belum banyak," ujarnya.
Pada tahap ini, industri pariwisata Jepang masih berinteraksi dengan pelanggan luar negeri dalam banyak tur musim panas dan musim gugur.
Ketidakpastian seperti harga minyak yang tinggi, situasi di Ukraina, dan efek pembatasan imigrasi yang masih ada akan mempengaruhi kembalinya permintaan.
Kekhawatiran itu menjadi tantangan dalam mengelola peserta tur warga asing nantinya.
Dalam tur uji coba pejabat perusahaan perjalanan luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu merumuskan pedoman bagi perusahaan perjalanan dan perusahaan penginapan, peserta meminta laporan tentang status kepatuhan pengendalian infeksi.