Biden Setuju Kirim Sistem Roket Jarak Jauh M142 HIMARS ke Ukraina
Gedung Putih mengatakan akan memasok HIMARS ke Ukraina, dengan jaminan bahwa Ukraina tidak akan menyerang wilayah Rusia dengan sistem tersebut.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
Gedung Putih memberitahu pers bahwa pihaknya akan memasok HIMARS ke Ukraina, dengan jaminan bahwa Ukraina tidak akan menyerang wilayah Rusia dengan sistem tersebut.
Sebelumnya, Ukraina meminta negara sekutu untuk memberikan sistem rudal jarak jauh yang dapat menembakkan roket dengan jangkauan ratusan mil.
Harapannya, senjata ini dapat mengubah keadaan perang di Ukraina.
Namun Biden pada Selasa mengatakan kepada pers bahwa AS tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang menyerang Rusia.
Biden ingin membantu Ukraina mempertahankan diri, tetapi menentang penyediaan senjata yang dapat digunakan Ukraina untuk menyerang Rusia.
Sekutu Barat terus mempersenjatai Ukraina selama perang dengan Rusia.
Salah satu yang dikirim yakni Howitzer M777, yang dinilai cukup sukses untuk melawan pasukan Putin.
Ukraina juga mulai menerima rudal anti-kapal Harpoon dari Denmark dan howitzer self-propelled dari Amerika Serikat, ungkap Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov pada Sabtu lalu.
Baca juga: Pasukan Rusia Kuasai Setengah Kota Severodonetsk di Ukraina Timur
Baca juga: Olaf Scholz Akui Sanksi Anti-Rusia Sebabkan Ekonomi Jerman Alami Kerugian
Tak Ingin Perangi Rusia
Masih menurut opini di New York Times, Biden mengatakan tidak ingin memicu perang antara Rusia dengan NATO, walaupun AS memperkuat sayap timur aliansi militer tersebut.
"Meskipun saya tidak setuju dengan Tuan Putin, dan menganggap tindakannya sebagai kemarahan, Amerika Serikat tidak akan mencoba untuk membawa penggulingannya di Moskow," kata Biden dalam opini di New York Times.
"Selama Amerika Serikat atau sekutu kami tidak diserang, kami tidak akan terlibat langsung dalam konflik ini, baik dengan mengirim pasukan Amerika untuk berperang di Ukraina atau dengan menyerang pasukan Rusia," katanya.
Biden menambahkan, bahwa AS tidak "mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di luar perbatasannya".
Ia juga mengatakan "tidak ingin memperpanjang perang hanya untuk menimbulkan rasa sakit di Rusia."
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)