Pertempuran Sengit di Kota Sievierodonetsk, Rusia Mulai Pukul Mundur Pasukan Ukraina
Kemenangan di Sievierodonetsk pun penting bagi Rusia sebelum Ukraina memperkuat pertahanan lewat bantuan militer baru dari negara-negara Barat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Pertempuran sengit pasukan Rusia dengan Ukraina masih terjadi di Kota Sievierodonetsk, Ukraina.
Pasukan Rusia dibantu separatis Republik Rakyat Luhansk (LPR) berusaha mendesak pasukan Ukraina keluar dari kota itu.
Wali Kota Sievierodonetsk Oleksandr Striuk melaporkan bahwa pasukan Rusia terus mendesak posisi Ukraina di kota itu.
Ia menyebut pasukan Rusia kini telah menguasai setengah wilayah Sievierodonetsk per Selasa (31/5/2022) waktu setempat.
“Kota ini pada dasarnya dihancurkan tanpa ampun, blok demi blok,” kata Striuk kepada Associated Press.
Baca juga: Rusia Kini Kuasai 70 Persen Kota Utama Ukraina, Evakuasi dan Distribusi Bantuan Dihentikan
Striuk melaporkan Rusia terus menghujani posisi pasukan Ukraina dengan artileri.
Kota Sievierodonetsk adalah salah satu kota penting di Oblast (daerah setingkat provinsi) Luhansk yang dikuasai Ukraina sebelum perang meletus.
Kota ini menjadi salah satu target utama Rusia dalam “tahap kedua” invasi yang berfokus ke kawasan Donbass.
Kelompok separatis Luhansk dan Donetsk telah memerangi pasukan Ukraina di kawasan Donbass selama delapan tahun terkini, merebut sebagian besar wilayah dua oblast itu sebelum invasi Rusia.
Sebelumnya, pemimpin LPR Leonid Pasechnik menyebut pihaknya mengincar Sievierodonetsk dan kota lain yang berdekatan, Lysychansk sebagai target utama untuk “membebaskan” sepenuhnya Oblast Luhansk yang diklaim sebagai teritori separatis.
Apabila pasukan Ukraina di Sievierodonetsk sepenuhnya didepak, itu akan menjadi kemenangan penting lain bagi Rusia di Donbass setelah merebut Mariupol pada pertengahan Mei lalu.
Kemenangan di Sievierodonetsk pun penting bagi Rusia sebelum Ukraina memperkuat pertahanan lewat bantuan militer baru dari negara-negara Barat.
Salah satu bantuan terbaru yang dijanjikan adalah sistem peluncur roket laras banyak (MLRS) dari Amerika Serikat (AS).
Striuk mengaku khawatir dengan nasib sekitar 13.000 warga sipil yang masih bertahan di Sievierodonetsk di tengah hujan artileri Rusia.