CDC Temukan Jenis Cacar Monyet yang Tidak Terdeteksi, Kemungkinan Pernah Menyebar di AS
CDC menganalisis genetik yang menunjukkan ada dua jenis cacar monyet yang berbeda di Amerika Serikat (AS).
Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menganalisis genetik yang menunjukkan ada dua jenis cacar monyet yang berbeda di Amerika Serikat (AS).
Seorang pejabat di CDC, Jennifer McQuiston mengatakan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan berapa lama virus telah beredar di negara itu.
"Saya pikir mungkin saja ada kasus cacar monyet di Amerika Serikat yang sebelumnya tidak terdeteksi, tetapi tidak sampai tingkat yang besar," kata McQuiston seperti dikutip Al Jazeera.
Namun, dia menambahkan, mungkin ada penularan tingkat komunitas yang terjadi di beberapa bagian AS di mana virus tersebut belum diidentifikasi.
CDC mengatakan kemungkinan lebih banyak kasus akan dilaporkan.
Baca juga: Menkes Pastikan di Indonesia Belum Ada Kasus Cacar Monyet
Baca juga: Inggris Konfirmasi Penularan Komunitas Cacar Monyet
Dokter Angela Rasmussen, seorang ahli virologi di Universitas Saskatchewan di Kanada, mengatakan temuan itu menunjukkan bahwa virus akan lebih sulit untuk dikendalikan.
"Kami tidak benar-benar memiliki pemahaman yang baik tentang berapa banyak kasus yang ada di luar sana," kata Rasmussen.
Cacar monyet, yang biasanya tidak mudah menyebar di antara manusia, merupakan penyakit endemik di beberapa bagian Afrika, di mana penyakit ini ditularkan melalui gigitan hewan kecil.
Bulan lalu, Eropa dan AS mulai mendeteksi kasus cacar monyet.
Pejabat kesehatan di banyak negara sedang menyelidiki penularan cacar monyet.
Hingga Jumat, otoritas kesehatan AS telah mengidentifikasi setidaknya 21 kasus di 11 negara bagian.
Gejala cacar monyet dapat berupa pembengkakan kelenjar getah bening, diikuti dengan ruam kulit.
AS dan Eropa belum mencatat kematian terkait cacar monyet sejauh ini.
Tetapi Rasmussen memperingatkan bahwa infeksi bisa berakibat fatal jika mulai menyebar ke orang-orang yang rentan.
Dia menambahkan bahwa virus itu mungkin mulai mempengaruhi populasi hewan pengerat di negara itu bahkan jika itu terkandung di antara manusia.
Baca juga: Pakar UEA: Vaksin Cacar Tawarkan 85 Persen Perlindungan terhadap Virus Monkeypox
Baca juga: Laporan Terbaru WHO: Penyakit Cacar Monyet Menyerang 30 Negara dengan 550 Kasus
"Itu tidak keluar dari pertanyaan," kata Rasmussen.
CDC mengatakan para ilmuwannya melacak beberapa kasus cacar monyet yang telah dilaporkan di beberapa negara yang biasanya tidak melaporkan cacar monyet, termasuk AS.
Dalam imbauan kepada para pelancong, CDC merekomendasikan untuk memakai masker dan menghindari kontak dengan orang sakit serta hewan kecil, termasuk hewan pengerat.
Dikatakan risiko bagi masyarakat umum memang rendah.
Meski demikian, orang yang mengalami ruam kulit yang tidak dapat dijelaskan diharapkan segera mencari penanganan medis.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)