Joe Biden Beri Ukraina Salah Satu Senjata Paling Mematikan, Roket Canggih Jarak Jauh
Joe Biden memberi Ukraina senjata paling mematikan. Presiden AS memberi roket canggih jarak jauh.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Dikenal sebagai Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), misil baru ini memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang jauh di luar garis depan perang di Ukraina timur dan memaksa komandan Rusia untuk memindahkan pasukan mereka kembali untuk menghindari serangan.
Dipasang di truk dengan kabin lapis baja untuk kru, sistem ini memiliki enam roket.
Setelah ditembakkan, kru dapat memindahkan truk dengan cepat untuk menghindari serangan balik, sebuah manuver yang dikenal sebagai shoot-and-scoot.
Peluncur HIMARS dapat digunakan untuk menargetkan pasukan Rusia yang berkumpul di daerah yang relatif terbatas di Donbas, kata Senator Richard Blumenthal, anggota Komite Angkatan Bersenjata yang menganjurkan mempersenjatai Ukraina dengan senjata yang semakin mematikan.
"Mereka memperluas zona ancaman bagi pasukan Rusia," kata Blumenthal.
"Jadi mereka dapat memaksa Rusia untuk menahan pasukan mereka, memaksa mereka kembali dan mengarahkan kembali apa pun rencana mereka yang mereka miliki untuk menghindari kerentanan."
- Apakah keputusan Biden dilihat sebagai eskalasi signifikan terhadap peran AS dalam perang?
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan pekan lalu bahwa memberi Ukraina senjata yang mampu menyerang di dalam perbatasan Rusia akan menjadi eskalasi yang serius.
Pada hari Rabu (1/6/2022), sekretaris pers Putin menuduh Amerika Serikat "dengan sengaja dan konsisten menuangkan minyak ke api."
Dia mengatakan Kremlin tidak mempercayai janji Kyiv bahwa sistem peluncuran roket AS tidak akan digunakan untuk menyerang Rusia.
Pentagon dan Gedung Putih telah menegaskan bahwa roket baru yang dipasok tidak memiliki jangkauan lebih dari 40 mil.
Dalam mengumumkan transfer sistem roket canggih, Biden memastikan untuk mengatakan bahwa AS tidak berusaha untuk menggulingkan Putin.
"Meskipun saya tidak mendukung Putin, dan menganggap tindakannya sebagai kemarahan, Amerika Serikat tidak akan mencoba untuk membawa penggulingannya di Moskow," tulis Biden dalam sebuah opini yang diterbitkan Selasa malam di New York Times.
Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menolak pertanyaan tentang bagaimana Washington dapat memastikan Moskow tidak akan menganggap ini sebagai provokasi.