Eks Bos Chelsea Roman Abramovich Kembali Tekor, Dua Pesawat Senilai Rp 5,6 Triliun Disita AS
Setelah klubnya dilego sebesar Rp 72 triliun dan uangnya akan disumbangkan kepada korban perang Rusia-Ukraina, dua pesawat miliknya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Mantan pemilik klub Inggris, Chelsea, Roman Abramovich kembali menelan pil pahit.
Setelah klubnya dilego sebesar Rp 72 triliun dan uangnya akan disumbangkan kepada korban perang Rusia-Ukraina, dua pesawat miliknya segera disita oleh Amerika Serikat.
Diberitakan Reuters, Pengadilan AS pada hari Senin mengeluarkan surat perintah untuk penyitaan dua pesawat mewah milik miliarder Rusia Roman Abramovich di bawah tindakan AS yang diberlakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina, catatan pengadilan menunjukkan.
Taipan minyak asal Rusia itu masuk dalam daftar para oligarkhi Rusia yang dianggap dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
Baca juga: Drama Akuisisi Pemilik Baru Chelsea Tuntas, Era Abramovich bersama The Blues Resmi Berakhir
Negara-negara Barat telah memberikan hukuman bagi para pengusaha dan militer Rusia dengan mencekal dan menyita aset-aset mereka.
Tetapi kemungkinan pemerintah AS untuk mendapatkan kendali atas pesawat senilai hampir 400 juta dolar atau Rp 5,675 triliun (kurs Rp 14.459/dolar AS) itu tidak pasti.
Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan Boeing 787 Dreamliner senilai 350 juta dolar (Rp 5,06 triliun) dan Gulfstream G650 ER senilai 60 juta dolar (Rp 687 miliar) tidak berada dalam tahanan AS, dan pejabat tersebut menolak untuk mengatakan apakah pemerintah AS mengetahui lokasi mereka.
Seorang hakim federal di Manhattan mengeluarkan surat perintah dengan alasan bahwa penerbangan baru-baru ini melanggar kontrol ekspor AS yang diberlakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari.
Baca juga: Roman Abramovich Terima Rp 75 Triliun Usai Lepas Chelsea Ke Todd Boehly dan Dua Konsorsiumnya
Departemen Perdagangan AS mengajukan tuntutan administratif terkait terhadap Abramovich.
Namun pejabat itu mengatakan surat perintah itu kemungkinan akan menghalangi perusahaan untuk membantu memindahkan pesawat.
Pihak berwenang AS berusaha untuk menekan para pemimpin bisnis yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin agar dia menghentikan apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.
Seorang juru bicara Abramovich tidak segera menanggapi permintaan komentar. Abramovich membantah memiliki hubungan dekat dengan Putin.
Departemen Perdagangan mengatakan bahwa Gulfstream terbang dari Istanbul ke Moskow pada 12 Maret, berangkat keesokan harinya ke Tel Aviv dan terbang dari Istanbul ke Moskow lagi pada 15 Maret. Boeing terbang dari Dubai ke Moskow pada 4 Maret, kata departemen itu.
Baca juga: Roman Abramovich Ingkar Janji, Chelsea Harus Bayar Utang Rp 28 Triliun Kepadanya
Karena pesawat-pesawat itu buatan AS, dan penerbangan dilakukan setelah pembatasan ekspor berlaku, Abramovich, seorang warga negara Rusia, akan membutuhkan lisensi dari kementerian perdagangan untuk menerbangkannya ke Rusia.