Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penerjun Payung Tewas saat Lompat dari Tebing Setinggi 800 M di Italia, Parasut Diduga Gagal Terbuka

Seorang penerjun payung asal Inggris tewas setelah parasutnya diduga gagal terbuka.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
zoom-in Penerjun Payung Tewas saat Lompat dari Tebing Setinggi 800 M di Italia, Parasut Diduga Gagal Terbuka
Facebook Dylan Roberts/CEN
Dylan Morris Roberts. Seorang penerjun payung asal Inggris tewas setelah parasutnya diduga gagal terbuka. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang penerjun payung tewas setelah parasutnya diduga gagal terbuka.

Dilaporkan Independent, Dylan Morris Roberts (33) tewas di Pegunungan Alpen Italia, Jumat (3/6/2022).

Mantan instruktur terjun payung itu dilaporkan melakukan aksinya bersama lima temannya di daerah pendakian populer Monte Brento di wilayah utara Trentino.

Ia melompat dari ketinggian 800m.

Ia dikatakan melompat dari tempat yang dikenal dengan nama "Selamat Ulang Tahun".

Namun, Roberts menabrak sisi gunung setelah jatuh sekitar 200m, menurut saksi mata.

Diperkirakan parasut penerjun payung yang berpengalaman itu gagal terbuka.

Berita Rekomendasi

Baca juga: Pesawat Rusia yang Bawa 20 Penerjun Payung Jatuh, 16 Orang Tewas

Baca juga: Penerjun Payung di California Tersangkut Kabel Listrik, Aksi Penyelamatan Berlangsung Dramatis

Dylan Morris Roberts
Dylan Morris Roberts (Facebook Dylan Roberts)

Meski begitu, polisi setempat mengatakan bahwa dia mungkin salah memperhitungkan lintasannya.

Tim penyelamat gunung berhasil mengevakuasi tubuhnya setelah dipanggil ke tempat kejadian.

Roberts adalah instruktur terjun payung terlatih yang pernah bekerja di British Parachute School yang berbasis di Langar, Nottinghamshire.

Ia juga menyukai BASE jumping, olahraga yang melibatkan melompat dari benda tetap seperti jembatan, bangunan dan tebing dan menggunakan parasut untuk turun dengan aman ke tanah.

Baca juga: Insiden Penerjun Payung Tabrak Kawat Kamera, Penonton Prancis vs Jerman Dilarikan ke Rumah Sakit

Baca juga: Penerjun Payung Tersangkut Kabel Listrik di Wonogiri

Pada bulan September 2018, ia menulis tentang kecintaannya pada melompat di Facebook:

"Beberapa kenangan paling bahagia yang saya miliki adalah mengajar orang untuk terjun payung dan melihat kebahagiaan murni terlukis di senyum berseri-seri di wajah mereka."

"Saya akan selalu mengingat mereka dengan momen-momen bahagia saat jatuh bebas."

Roberts sebelumnya memberikan penghormatan kepada ayah dua anak Aiden Chaffe (31) dari Derbyshire.

Chaffe meninggal dalam kecelakaan terjun payung di Langar pada 2018.

Dia menulis pada saat itu:

"Kamu adalah saudara bagiku, Aiden, kita sebelum kamu melompat dari pesawat untuk terakhir kalinya dan dengan senyum lebarmu di wajahmu!"

Menyusul berita kematian Roberts, seorang teman, mengacu pada Chaffe, menulis di halaman Facebook-nya:

"Saya harap kalian berdua bersatu kembali di langit sekarang."

Baca juga: Penerjun Payung Naila Novaranti Masuk MURI, Pecahkan Waktu Tercepat Terjun Payung di 7 Benua.

Sementara itu, Kantor Luar Negeri Italia mengatakan:

"Kami mendukung keluarga seorang pria Inggris yang meninggal di Italia, dan kami terus berhubungan dengan pihak berwenang setempat."

Kematian Roberts hanya berselang satu hari setelah Matthew Glen Munting dari Australia, 35 tahun.

Ia juga meninggal dalam keadaan serupa di Pegunungan Alpen Italia.

Munting meninggal setelah menabrak parit di Gunung Simone pada Kamis pagi.

Ia digambarkan sebagai salah base jumper paling berpengalaman di dunia.

Ia juga dilaporkan bekerja sebagai instruktur lompat BASE pada saat kematiannya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas