Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Gunakan Artileri Berat Kiriman Barat untuk Gempur Target Sipil di Donbass

Pusat kota Donetsk dihantam serangan roket dan artileri yang menimbulkan korban meninggal dan luka-luka.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ukraina Gunakan Artileri Berat Kiriman Barat untuk Gempur Target Sipil di Donbass
WIKIMEDIA/US MARINE
Dokumentasi saat pasukan AS dari Charlie Battery, Batalyon I, Resimen 12 Marinir menembakkan howitzer M777 di sebuah lokasi di Afghanistan pada Oktober 2011. 

TRIBUNNEWS.COM, RIO DE JANEIRO - Lucas Leiroz, peneliti Ilmu Sosial di Universitas Federal Pedesaan Rio de Janeiro, Brazil mengulas peta peperangan Ukraina-Rusia.

Di situs analisis intelijen Southfront.org, Selasa (7/6/2022), ia menyatakan, senjata berat kiriman negara barat digunakan Ukraina menggempur sasaran sipil di Donbass.

Berikut artikel yang ditulis Lucas Leiroz, diterjemahkan menggunakan sejumlah penyesuaian tanpa mengubah substansi.  

Dalam beberapa hari terakhir, pusat kota Donetsk dihantam serangan roket dan artileri yang menimbulkan korban meninggal dan luka-luka.

Pada minggu lalu, pengiriman artileri berat barat ke Ukraina, dan sistem rudal jarak jauh, adalah salah satu topik yang paling banyak dikomentari di surat kabar di seluruh dunia.

Setelah pengumuman oleh pemerintah AS, peralatan tersebut akan ditempatkan di wilayah Ukraina, banyak ahli mulai mengkritik keras tindakan tersebut.

Baca juga: Jejak Kehadiran Kolonel Polandia Ditemukan di Kota Severodonetsk Ukraina

Baca juga: Zelensky Akui Serangan Balik untuk Rebut Kembali Severodonetsk Berisiko Besar

Baca juga: POPULER Internasional: AS akan Kirim Roket Canggih ke Ukraina | Severodonetsk Hampir Dikuasai Rusia

Asap dan kotoran membubung di kota Severodonetsk selama pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia di wilayah Donbas, Ukraina timur pada 2 Juni 2022. (Photo by ARIS MESSINIS / AFP)
Asap dan kotoran membubung di kota Severodonetsk selama pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia di wilayah Donbas, Ukraina timur pada 2 Juni 2022. (Photo by ARIS MESSINIS / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Banyak yang memperingatkan, Langkah itu memberi ancaman eskalasi konflik. Seperti yang diharapkan para analis dan otoritas Rusia, senjata segera mulai digunakan secara illegal.

BERITA REKOMENDASI

Penggunaan senjata berat itu mengakibatkan kejahatan perang baru. Pada 6 Juni 2022, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, melaporkan senjata jarak jauh barat di Ukraina dipakai menyerang sasaran sipil di Donbass.

“Kami telah memperhatikan niat AS dan Inggris untuk memasok artileri jarak jauh dan sistem roket peluncuran ganda (MLRS) ke Ukraina,” kata Nebenza.

“Saya ingin menunjukkan rezim Kiev telah mengambil ini sebagai kekuasaan penuh untuk… mengintensifkan penembakan sasaran sipil di Donbass,” lanjutnya.

Menurutnya, oleh karena itu, sejak senjata jarak jauh dikirim ke Ukraina, artileri Kiev mampu mengenai wilayah tertentu di Donbass.

Donbass Sempat Normal  

Sebelumnya, di daerah-daerah di mana pasukan Ukraina tidak lagi menyerang, kehidupan sipil kembali normal, itulah sebabnya sekolah untuk anak-anak beroperasi kembali.

Di antara target yang diserang, menurut laporan Rusia, yang utama adalah sekolah, dengan beberapa kejadian pengeboman terhadap gedung selama jam kerja di wilayah tersebut.

Sedikitnya satu anak tewas di salah satu sekolah yang dibom, di samping sejumlah orang yang tewas dan terluka di antara orang dewasa yang bekerja di fasilitas itu selama serangan.

Terlepas dari gawatnya situasi, ini risiko yang diharapkan. Ketakutan terbesar, bagaimanapun, adalah ambisi Ukraina untuk target baru ini akan mencapai wilayah Federasi Rusia.

Pada beberapa kesempatan sebelumnya, sasaran sipil di Rusia sudah diserang artileri Ukraina, yang tidak ditanggapi kekuatan penuh oleh pasukan Rusia.

Rusia menilai situasi di Ukraina terkendali dan dalam waktu singkat Kiev akan benar-benar kalah.

Tetapi ketika barat memasok Kiev senjata jarak jauh baru setiap kali Rusia menetralisir kekuatan itu, situasinya mulai menuntut tindakan yang lebih tajam.

Sebelum mengizinkan pengiriman sistem rudal jarak jauh ke Ukraina, Joe Biden menyatakan peralatan itu dalam keadaan apa pun tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.

Tetapi setiap saat otoritas dan pakar Moskow di seluruh dunia menyatakan skeptis tentang hal itu. Sekarang, ketidakpercayaan ini cenderung meningkat.

Pasukan Kiev telah menunjukkan mereka tidak mengubah perspektif pertempuran mereka, mempertahankan strategi menyerang sasaran sipil.

Dapat diprediksi segera warga Rusia akan terkena, sebagai upaya mereka untuk mengacaukan pasukan.

Berulang kali, pihak berwenang Moskow telah menyatakan serangan Ukraina lebih lanjut ke wilayah Rusia akan mengakibatkan serangan terhadap pusat pengambilan keputusan.

Ini akan menjadi langkah yang sulit dan akan berarti eskalasi internasional yang berbahaya, karena banyak penasihat barat saat ini berbasis di Kiev.

Tetapi itu akan menjadi satu-satunya tanggapan yang mungkin dari pihak Moskow untuk melawan upaya berturut-turut Kiev untuk memperluas konflik ke Rusia menggunakan senjata barat.

Ini adalah skenario yang coba dihindari pasukan Rusia, tetapi skenario yang semakin dekat setiap hari karena Kiev terus menargetkan warga sipil.

Memburuknya situasi membuat Inggris mengumumkan mereka akan bergabung Washington mengirimkan artileri berat ke Kiev.

London berjanji menyediakan sistem roket jarak jauh M270 kepada pasukan Ukraina sesegera mungkin.

Menurut Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, taktik untuk mendukung Ukraina harus beradaptasi untuk meningkatkan kemampuan negara itu untuk "melindungi" dirinya dari Rusia.

Dia menambahkan percaya pada kemungkinan kemenangan Ukraina jika barat terus memasok senjata ke Kiev.

Sulit membayangkan apa yang akan menjadi “kemenangan Ukraina” ketika target Kiev hampir selalu instalasi sipil, menghasilkan korban yang tidak bersalah, termasuk anak-anak.

Senjata-senjata ini tidak memiliki kemampuan untuk membalikkan skenario konflik dan mencegah kemenangan Rusia.

Tapi mereka memiliki kekuatan untuk membawa lebih banyak korban, kehancuran, dan kekacauan yang tidak perlu ke wilayah di mana perdamaian telah dipulihkan.

Batas Rusia sangat jelas, senjata tidak dapat mencapai wilayah kedaulatan Federasi. Jika itu terjadi, akan ada respon keras terhadap Kiev.(Tribunnews.com/Southfront/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas