Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Militer Ukraina Hampir Kehabisan Amunisi dalam Perang Lawan Rusia, Satu Hari Pakai 6.000 Peluru

Ukraina kalah dalam persediaan amunisi, Ukraina kini sepenuhnya bergantung pada senjata bantuan dari Barat.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Militer Ukraina Hampir Kehabisan Amunisi dalam Perang Lawan Rusia, Satu Hari Pakai 6.000 Peluru
HANDOUT / UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE / AFP
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh layanan pers kepresidenan Ukraina pada 5 Juni 2022, menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) mengunjungi posisi garis depan militer Ukraina selama perjalanan kerja ke wilayah Zaporizhzhia. 

Dominasi Perang Artileri

Pekerja penjinak bom Ukraina memuat persenjataan yang tidak meledak ke dalam kontainer sebelum diangkut dengan kendaraan khusus selama pekerjaan pembersihan ranjau di desa Yahidne, di wilayah pembebasan wilayah Chernihiv pada 7 Juni 2022 di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
 (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)
Pekerja penjinak bom Ukraina memuat persenjataan yang tidak meledak ke dalam kontainer sebelum diangkut dengan kendaraan khusus selama pekerjaan pembersihan ranjau di desa Yahidne, di wilayah pembebasan wilayah Chernihiv pada 7 Juni 2022 di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Ukraina akan meminta daftar senjata dan peralatan pertahanan barat pada pertemuan kelompok kontak dengan NATO di Brussel pada 15 Juni 2022 nanti.

Skibitsky berpikir konflik akan tetap didominasi perang artileri dalam waktu dekat.

Dan serangan roket yang diluncurkan Rusia kemudian menghantam warga sipil kemungkinan akan tetap terjadi di masa perang saat ini.

Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-107, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Diketahui pada bulan pertama, Rusia terus-menerus menyerang Ukraina dengan roket tetapi dalam dua bulan terakhir telah melambat.

“Kami telah memperhatikan bahwa Rusia melakukan serangan roket yang jauh lebih sedikit dan telah menggunakan roket H-22, itu adalah roket Soviet tahun 1970-an,” kata Skibitsky.

Hal itu pun menurut Skibitsky menunjukkan Rusia juga telah kehabisan roket.

Berita Rekomendasi

Skibitsky mengatakan Rusia tidak dapat memproduksi roket dengan cepat karena adanya sanksi dunia, dan telah menggunakan sekitar 60 % dari pasokannya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas