Vladimir Putin Mau Disantet, Polisi Jepang Turun Tangan
Ada upaya menyantet Putin di Jepang setelah banyak ditemukan boneka jerami kutukan menggunakan gambar wajahnya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JEPANG - Presiden Rusia Vladimir Putin mau disantet?
Ya! Informasi itu muncul dari Jepang.
Ada upaya menyantet Putin di Jepang setelah banyak ditemukan boneka jerami kutukan menggunakan gambar wajahnya.
Boneka-boneka tersebut ditemukan di sebuah kuil di Matsudo, Prefektur Chiba, dengan kondisi dipaku di pohon-pohon yang berada di sekelilingnya.
Boneka kutukan dengan gambar wajah Putin tersebut dilaporkan ditemukan antara pertengahan dan akhir Mei, dan foto-fotonya tersebar di media sosial.
Baca juga: Pendukung Putin Beri Ancaman Sebut Perang Nuklir akan Terjadi, Kesal Barat Terus Bantu Ukraina
Dikutip dari Mainichi, boneka-boneka kutukan itu tampaknya menjadi cara mengekspresikan kritik terhadap Putin karena invasi ke Ukraina.
Namun, pihak-pihak yang berafiliasi dengan kuil dan para penduduk setempat mengaku bingung dan kesal atas adanya usaha mengutuk Putin di kuil itu.
“Saya ingin pohon suci diberlakukan dengan hormat,” tutur sejumlah orang.
Yang lainnya mengungkapkan bahwa kuil bukan tempat untuk mengutuk orang.
Kantor Polisi Matsuido Higashi dari Kepolisian Prefektur Chiba, telah menyelidiki kasus-kasus ini yang dicurigai sebagai masuk tanpa izin.
Menurut kepolisian, laporan dari ditemukannya boneka jerami kutukan itu terjadi sejak pertengahan Mei.
Boneka-boneka jerami kutukan itu ditemukan setidaknya nyaris di 10 kuil hingga 7 Juni lalu.
Karena ukuran dan bentuk boneka yang mirip, sangat mungkin pelaku di kasus ini adalah orang yang sama.
Pada 24 Mei lalu, seorang pejabat kuil Akagi yang terletak di dekat Stasiun Shin-Matsudo, menemukan boneka jerami kutukan yang dipaku di pohon kuil suci.
Pada boneka-boneka tersebut, kertas dengan gambar menyerupai wajah Putin ditempelkan di kepala boneka dengan dua paku ditusukkan di kepala dan dassda.
Pihak kuil kemudian melaporkan kasus tersebut ke polisi.
Boneka itu kemudian dikabarkan dibakar setelah dimurnikan dengan garam dan sake.
Pohon di sekitar kuil merupakan poohon keramat yang menjadi symbol komunitas, yang juga ditempatkan di bawah penunjukkan pelestarian pohon oleh kota.
“Saya bisa mengerti perasaan ingin perang berakhir, tapi tolong berhenti melakukan hal itu pada pohon suci,” ujar Pejabat Kuil, Yukihiro Tajima, 60 tahun.
Di jepang sendiri, praktik melakukan kutukan atau santet kerap dilakukan menggunakan boneka jerami yang ditempelkan foto targetnya, dan kemudian dipalu di pohon yang berada di kuil.
Namun, ulah itu kerap dikecam karena mengotori kesucian kuil.
“Kuil bukanlah tempat untuk mengutuk tapi untuk berdoa,” ujar perwakilan paroki kuil, Nobuo Shibuya, 81 tahun.
Sumber: Kompas.TV