Menhan Australia dan China Bertemu untuk Pertama Kalinya setelah Tiga Tahun Hubungan Memanas
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe bertemu untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
Pesawat militer biasanya melepaskan sekam yang berisi potongan kecil aluminium atau seng, sebagai tindakan balasan yang disengaja untuk membingungkan rudal, tetapi juga dapat menggunakannya untuk menyabotase pesawat yang mengejar.
Baca juga: China Dukung Pembicaraan Damai Rusia dengan Ukraina dan Menentang Sanksi terhadap Moskow
Baca juga: PM Australia Anthony Albanese Kunjungi Pabrik Terigu Eastern Pearl di Makassar
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Australia menggambarkan pertemuan itu sebagai "manuver berbahaya" yang menimbulkan ancaman keselamatan bagi pesawat P-8 dan awaknya.
"Pesawat J-16 terbang sangat dekat ke sisi P-8 dalam terbang dekat ke samping, itu melepaskan suar," kata Marles.
"J-16 kemudian berakselerasi dan memotong hidung P-8, menetap di depan P-8 pada jarak yang sangat dekat."
"Saat itu kemudian dilepaskan seikat sekam, yang berisi potongan-potongan kecil aluminium, beberapa di antaranya tertelan ke dalam mesin pesawat P-8. Jelas sekali, ini sangat berbahaya," kata Marles.
"Ketika tertelan, sekam dapat merusak bilah mesin jet dan dalam kasus ekstrim bahkan dapat mematikannya," kata Peter Layton, mantan perwira Angkatan Udara Australia yang sekarang menjadi peneliti di Griffith Asia Institute.
Sementara P-8 dapat beroperasi hanya dengan satu dari dua mesinnya.
"Insiden yang diduga akan memaksanya untuk kembali ke pangkalan, secara efektif mengakhiri patroli," kata Layton.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese mengatakan pemerintahnya telah mengangkat masalah ini dengan Beijing.
"Ini tidak aman, apa yang terjadi, dan kami telah membuat representasi yang tepat kepada pemerintah China untuk mengungkapkan keprihatinan kami," kata Albanese.
"Pesawat Australia itu terbang sesuai dengan hukum internasional, menggunakan hak atas kebebasan navigasi dan penerbangan di perairan internasional, dan wilayah udara," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Australia dan China Bersitegang di Laut China Selatan, KSAL Jamin Perairan Natuna Aman
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Gita Irawan)