Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Dituduh Gunakan Senjata Pemusnah Massal, Bom yang Lebih Merusak dari Peledak Konvensional

Diketahui Ukraina dan negara-negara NATO, termasuk Inggris, menuduh Rusia menggunakan senjata termobarik.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
zoom-in Rusia Dituduh Gunakan Senjata Pemusnah Massal, Bom yang Lebih Merusak dari Peledak Konvensional
AFP/SERGEY BOBOK
Tim penyelamat membongkar reruntuhan bangunan tempat tinggal yang sebagian dihancurkan oleh penembakan di pinggiran utara kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv pada 4 Juni 2022, di tengah invasi militer Rusia yang diluncurkan ke Ukraina. (Photo by SERGEY BOBOK / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Finlandia, Sauli Niinistö, mengatakan terkait perang antara Ukraina dan Rusia, di mana kini saling menggunakan senjata yang lebih berat.

Dikatakannya, Rusia kini bom termobarik.

Niinistö mengatakan soal dukungannya terhadap Ukraina, termasuk mendukung dalam hal persenjataan yang lebih berat.

"Kami mendukung Ukraina, di sisi lain Rusia juga mulai menggunakan senjata yang sangat kuat."

"Bom termobarik yang sebenarnya adalah senjata pemusnah massal," katanya dikutip Tribunnews dari The Guardian.

Baca juga: Rusia Kenalkan Sistem Pajak Baru di Zaporizhia Ukraina: Penjual Alkohol dan Tembakau Bayar 10 Persen

Diketahui Ukraina dan negara-negara NATO, termasuk Inggris, menuduh Rusia menggunakan senjata termobarik.

Senjata tersebut diklaim lebih merusak daripada bahan peledak konvensional.

Asap hitam dan kotoran membubung dari kota terdekat Severodonetsk selama pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina di wilayah Ukraina timur Donbas pada 9 Juni 2022. Pasukan Rusia selama berminggu-minggu memusatkan senjata mereka di Severodonetsk dan kota saudaranya Lysychansk di seberang sungai. Seorang gubernur Lugansk yang menantang menyatakan bahwa pasukan Ukraina dapat merebut kembali Severodonetsk
Asap hitam dan kotoran membubung dari kota terdekat Severodonetsk selama pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina di wilayah Ukraina timur Donbas pada 9 Juni 2022. Pasukan Rusia selama berminggu-minggu memusatkan senjata mereka di Severodonetsk dan kota saudaranya Lysychansk di seberang sungai. Seorang gubernur Lugansk yang menantang menyatakan bahwa pasukan Ukraina dapat merebut kembali Severodonetsk "dalam dua hingga tiga hari" jika mereka menerima artileri jarak jauh yang dijanjikan oleh AS dan Inggris. (ARIS MESSINIS / AFP)
Berita Rekomendasi

Intelijen Ukraina: Jika Rusia Kuasai Donbas, Mereka Bisa Serang Wilayah Lain hingga Seluruh Ukraina

Diberitakan sebelumnya, Vadym Skibitsky, Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, mengungkap mengenai kondisi tiga garis depan dalam perang melawan Rusia.

Skibitsky mengatakan sebagian besar pasukan Rusia sekarang terkonsentrasi di wilayah Donbas dan berusaha menduduki perbatasan administratif republik Donetsk dan Luhansk.

Di daerah tersebut terjadi pertempuran artileri yang paling berat.

Sementara di timur laut Ukraina, sekitar Kharkiv, dia mengatakan pasukan Rusia fokus pada pertahanan setelah serangan balasan Ukraina mendorong mereka keluar dari beberapa kota dan desa di wilayah itu pada Mei 2022.

“Ancaman terhadap Kharkiv telah berkurang,” kata Skibitsky, diktip Tribunnews dari The Guardian.

Baca juga: Militer Ukraina Hampir Kehabisan Amunisi dalam Perang Lawan Rusia, Satu Hari Pakai 6.000 Peluru

Terakhir, di Zaporizhzhia dan Kherson, dua wilayah selatan Ukraina yang hampir seluruhnya diduduki Rusia, pasukan Rusia menggali untuk jangka panjang, kata Skibitsky.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas