Tak Dapat Pengampunan, Tiga Tentara Bayaran dari Inggris dan Maroko Bakal Hadapi Hukuman Mati
Tapi Denis Pushilin telah mendahului proses hukum di negara boneka untuk menyarankan dia tidak akan memberikan grasi.
Editor: Hendra Gunawan
Persidangan yang mereka hadapi penuh dengan taktik hukum yang dipertanyakan, termasuk tidak hadirnya lima saksi yang kata-katanya telah mereka putuskan.
Keluarga Aslin mengatakan dia dan Pinner 'bukan, dan tidak pernah, menjadi tentara bayaran'.
Mereka tinggal di Ukraina ketika perang pecah dan 'sebagai anggota angkatan bersenjata Ukraina, harus diperlakukan dengan hormat sama seperti tawanan perang lainnya', kata keluarga itu dalam sebuah pernyataan.
Hampir sendirian, Putin mengakui DPR sebagai independen.
Di bawah hukum internasional itu adalah bagian dari Ukraina, yang tidak melaksanakan hukuman mati, seperti halnya Rusia.
Kecurigaan adalah bahwa Putin ingin orang-orang itu ditukar dengan tahanan pro-Kremlin yang ditahan di Ukraina, seperti politisi dan taipan Viktor Medvedchuk, teman pemimpin Kremlin.
Tahanan Inggris ketiga Andrew Hill, 35, ayah dari empat anak dari Plymouth, juga telah diberitahu untuk menghindari hukuman mati ketika vonisnya dijatuhkan.
Serangan Ukraina Tewaskan Tentara Bayaran Wagner
Serangan artileri Ukraina disebut telah tewaskan ratusan tentara bayaran dari kelompok kontraktor militer Wagner.
Dilaporkan hanya ada satu orang yang selamat karena serakan tersebut.
Insiden tersebut dilaporkan terjadi di sebuah arena olahraga di Kadiivka, Ukraina timur.
Dikutip dari The Sun, Jumat (10/6/2022), sekitar 300 tentara bayaran Rusia tewas dalam serangan itu.
Hasil dari serangan tersebut diyakini sebagai kehilangan terbesar bagi Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu.
Baca juga: Kremlin Kendalikan 97 Persen Provinsi Luhansk, Zelensky: Nyawa 31.000 Tentara Rusia Sebagai Gantinya
Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengungkapkan, pasukan Ukraina menyerang markas tentara bayaran itu dengan tembakan artileri berat.