Jembatan Terakhir Dihancurkan, Akses Ukraina ke Sievierodonetsk Putus, Tentara Azov Tak Bisa Keluar
Ukraina membutuhkan 1.000 howitzer, 500 tank dan 1.000 drone di antara senjata berat lainnya, Penasihat Presiden Mykhailo Podolyak
Editor: Hendra Gunawan
Para pejabat di wilayah Donetsk yang dikuasai separatis yang didukung Rusia mengatakan sedikitnya tiga orang, termasuk seorang anak, tewas dan 18 terluka oleh tembakan Ukraina yang menghantam sebuah pasar di kota Donetsk.
Kantor Berita Donetsk menunjukkan foto-foto kios yang terbakar di pasar pusat Maisky dan beberapa mayat tergeletak di tanah. Kantor berita itu mengatakan amunisi artileri standar NATO kaliber 155 mm menghantam beberapa bagian wilayah itu pada Senin.
Kantor berita Rusia melaporkan sebuah peluru jatuh di sebuah rumah sakit bersalin di Donetsk, memicu kebakaran dan mendorong staf untuk mengirim pasien ke ruang bawah tanah. Baca selengkapnya
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan secara independen. Belum ada reaksi langsung dari Kyiv atas laporan tersebut.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan para pejabat telah melihat laporan tentang serangan di rumah sakit itu.
"Ini sangat meresahkan," kata Dujarric. "Setiap serangan terhadap infrastruktur sipil, terutama fasilitas kesehatan, jelas merupakan pelanggaran hukum internasional."
Terus Bombardir Sievierodonetsk
Senjata artileri Rusia menghantam zona industri Sievierodonetsk, Ukraina timur.
Padahal, ada sekitar 500 warga sipil berlindung di kota tersebut.
Serangan lebih tepatnya mengenai Pabrik Kimia Azot.
Tak hanya itu, Rusia juga diketahui meledakkan sebuah jembatan.
Kondisi tersebut membuat warga yang terjebak di dalam kota jadi khawatir.
“Rusia terus menyerbu kota, mereka memiliki keuntungan signifikan dalam artileri, mereka sedikit mendorong mundur tentara Ukraina,” kata Serhiy Haidai, gubernur wilayah Luhansk.
“Rusia menghancurkan kuartal demi kuartal,” kata Haidai.