Momen Dubes RI untuk Tunisia Promosikan Moderasi Islam Ala Indonesia
Islam Indonesia mulai mendapatkan perhatian dari para ulama di Tunisia, karena menampilkan akhlak dan karakter keberislaman yang moderat dan toleran
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, TUNIS - Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi mempromosikan moderasi Islam ala Indonesia saat diundang oleh Radio Zaitunah yang berada di kota Tunis pada Selasa (14/6/2022).
Ia didampingi oleh Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tunis dan Umar Shabi, dosen Universitas Zaitunah, Tunisia.
"Saya diundang oleh Radio Zaitunah, yang mempunyai jaringan luas di Tunisia dan kawasan Timur-Tengah. Radio ini mempunyai jaringan luas, khusus untuk pengajaran al-Quran dan Hadis, serta sejarah Islam."
"Sebab itu, radio Zaitunah ini menjadi salah satu radio yang punya basis pendengar luas. Saya diminta untuk menjelaskan sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia", ujar Dubes RI lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Ia menambahkan, Islam Indonesia mulai mendapatkan perhatian dari para ulama di Tunisia, karena dikenal mampu menampilkan akhlak dan karakter keberislaman yang moderat dan toleran.
Baca juga: Dubes RI untuk Tunisia Hibahkan Kitab Tafsir Al-Tahrir wa al-Tanwir kepada Mahasiswa Indonesia
"Saya diminta menjelaskan moderasi Islam, yang menjadi arus utama di Indonesia. Wajah umat Islam yang selalu tersenyum dan ramah pada semua orang merupakan kesan positif, yang menjadikan para ulama di Tunisia ingin mengetahui lebih jauh tentang pendidikan dan pengamalan Islam di Indonesia", ujar Dubes RI yang akrab dikenal sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama.
Ia menjelaskan jasa para ulama Tunisia yang berperan dalam membentuk moderasu Islam di Indonesia.
Diantaranya, Muhammad Thahir bin 'Asyur, yang menulis sejumlah karya besar, yang dibaca oleh para ulama dan santri di Indonesia, di antaranya: Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir, Maqashid al-Syari'ah, Ushul al-Nidzam al-Ijtima'i fi al-Islam, Alaysa al-Subhu bi Qarib, dan lain-lain.
Dubes RI asal Sumenep, Madura ini juga memaparkan, moderasi Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran besar pesantren yang mengajarkan pentingnya etika dan ilmu.
"Pesantren menjadi basis moderasi Islam, karena disamping diajarkan khazanah Islam yang sangat kaya, para santri juga diajarkan pentingnya akhlak, etika. Ilmu dan akhlak menjadikan sebagian besar umat Islam di Indonesia berkarakter moderat", pungkasnya.