Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diplomat Rusia Ungkap Sikap Ukraina Hingga Negosiasi Buntu, Tak Ada Upaya Cari Perdamaian

Perundingan Rusia-Ukraina dimulai pada 28 Februari. Kedua pihak mengadakan beberapa pertemuan di Belarus, kemudian melanjutkan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Diplomat Rusia Ungkap Sikap Ukraina Hingga Negosiasi Buntu, Tak Ada Upaya Cari Perdamaian
AFP/SERGEI SUPINSKY
Foto yang diambil pada 5 Juni 2022 ini menunjukkan asap setelah beberapa ledakan menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, dini hari. - "Beberapa ledakan di distrik kota Darnytsky dan Dniprovsky. Layanan padam," kata Walikota Kyiv di Telegram. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM -- Perilaku Ukraina dalam negosiasi dengan Rusia membuat orang berpikir bahwa Kiev tidak menginginkan perdamaian, Vladimir Medinsky, kepala delegasi Rusia dan ajudan Presiden Vladimir Putin, mengatakan kepada wartawan, Kamis.

"Sudah dua bulan, tetapi Ukraina tidak mau repot-repot memberikan tanggapan resmi, memberi tahu kami secara lisan bahwa sedang ada jeda," kata Medinsky di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg.

"Karena itu saya merasa bahwa kepemimpinan Ukraina tidak menginginkan perdamaian," ujarnya dikutip oleh TASS.

Baca juga: Gazprom Rusia Potong Aliran Gas di Nord Stream 1, Jerman Sebut Harga Bahan Bakar Bisa Naik

Perundingan Rusia-Ukraina dimulai pada 28 Februari. Kedua pihak mengadakan beberapa pertemuan di Belarus, kemudian melanjutkan diskusi melalui tautan video.

Putaran terakhir pembicaraan berlangsung di Istanbul pada 29 Maret.
Pada 12 April, Putin mengatakan bahwa Kiev menyimpang dari kesepakatan Istanbul, membuat negosiasi menemui jalan buntu.

Moskow telah mempresentasikan rancangan perjanjiannya ke Kiev dan menunggu tanggapannya, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada 20 April.

Langkah PBB

BERITA TERKAIT

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan pernyataan pertamanya terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Dengan suara bulat, Badan tersebut menyatakan dukungan kuat seruan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antionio Guterres untuk menemukan solusi damai "perselisihan" di Ukraina.

Dilansir Al Jazeera, pernyataan singkat yang diadopsi selama pertemuan sangat singkat itu tidak menggunakan kata-kata 'perang', 'konflik', atau 'invasi'.

Baca juga: Dipersulit Bertemu Anak yang Kini Berusia 8 Tahun, Nassar Merasa Tertekan: Tiap Hari Selalu Nangis

Seperti diketahui, banyak anggota Dewan menyebut aksi militer Rusia yang berkelanjutan di Ukraina dengan kata-kata itu.

Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Keamanan menghadiri pertemuan tentang situasi yang sedang berlangsung di Ukraina pada 05 Mei 2022 di New York City.

Asap hitam dan kotoran membubung dari kota terdekat Severodonetsk selama pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina di wilayah Ukraina timur Donbas pada 9 Juni 2022. Pasukan Rusia selama berminggu-minggu memusatkan senjata mereka di Severodonetsk dan kota saudaranya Lysychansk di seberang sungai. Seorang gubernur Lugansk yang menantang menyatakan bahwa pasukan Ukraina dapat merebut kembali Severodonetsk
Asap hitam dan kotoran membubung dari kota terdekat Severodonetsk selama pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina di wilayah Ukraina timur Donbas pada 9 Juni 2022. Pasukan Rusia selama berminggu-minggu memusatkan senjata mereka di Severodonetsk dan kota saudaranya Lysychansk di seberang sungai. Seorang gubernur Lugansk yang menantang menyatakan bahwa pasukan Ukraina dapat merebut kembali Severodonetsk "dalam dua hingga tiga hari" jika mereka menerima artileri jarak jauh yang dijanjikan oleh AS dan Inggris. (ARIS MESSINIS / AFP)

António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, telah menekankan perlunya mengakhiri perang di Ukraina dan untuk memulihkan produksi pertanian Ukraina serta produksi pangan dan pupuk Rusia sebelum negara-negara menghadapi krisis pangan yang parah.

Sedangkan Moskow menjulukinya sebagai "operasi militer khusus".

Anggota tetap Dewan Keamanan PBB di antaranya AS, China, Prancis, Inggris, termasuk Rusia.

"Dewan Keamanan menyatakan dukungan kuat untuk upaya Sekretaris Jenderal (Antonio Guterres) dalam mencari solusi damai," kata pernyataan itu.

Dikutip The Guardian, pernyataan Dewan Keamanan PBB juga mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai pemeliharaan perdamaian dan keamanan Ukraina.

Baca juga: Panglima Militer Ukraina Sebut Pasukan Rusia Menyerang Secara Bersamaan dari 9 Arah

"Dewan Keamanan menyatakan keprihatinan mendalam mengenai pemeliharaan perdamaian dan keamanan Ukraina," bunyinya.

"Dewan Keamanan mengingatkan bahwa semua Negara Anggota telah melakukan, di bawah Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, kewajiban untuk menyelesaikan perselisihan internasional mereka dengan cara damai."

Rusia yang memegang hak veto di Dewan Keamanan, sebelumnya menghalangi semua upaya.

Duta Besar Meksiko untuk PBB Juan Ramon De La Fuente, yang negaranya membantu menyusun pernyataan itu, ditanya tentang kritik bahwa butuh dua bulan untuk menyusun dan hanya mendukung Sekretaris Jenderal PBB.

Juan Ramon De La Fuente mengatakan kepada Associated Press harus ada awal di suatu tempat dan merupakan "langkah awal yang sangat pertama tetapi itu menunjuk ke arah yang benar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas