Dampak Perang, Emas Ukraina Dijarah oleh Kelompok Penyelundup Rusia
Ahli tekonologi digital bergabung dengan akademisi tim internasional untuk melacak pencurian di tengah perang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Perang di Ukraina mengakibatkan korban jiwa dan harta.
Harta benda warga yang rumahnya ditinggalkan kini dijarah.
Bahkan Kelompok Penyelundup Rusia dikabarkan memanfaatkan perang yang terjadi di Ukraina dengan mencuri emas dan harta bersejarah di tengah pertempuran.
Mereka pun kemudian menyelundupkannya melewati perbatasan ke Rusia dengan bantuan dari dari para petugas.
Ahli tekonologi digital bergabung dengan akademisi tim internasional untuk melacak pencurian di tengah perang.
Mereka juga telah mendeteksi adanya pola atas kejahatan tersebut.
Baca juga: Bank Sentral Rusia Larang Warga Negaranya Gunakan Kripto Untuk Pembayaran Domestik
Dikutip dari Daily Star, emas Scythian disebut sebagai target utama dari para penyelundup.
Syncthia merupakan wilayah di Eurasia pusat sekitar 2.000 tahun lalu dan memiliki suku nomaden yang memproduksi karya seni menakjubkan, dengan banyak yang menggambarkan hewan, dan dengan perhiasan emas mereka yang sangat dihargai oleh museum.
Banyak harta tersebut disimpin di Museum Harta Karun Sejarah Ukraina, Institut Arkeologi dan di Pelestarian Arkeologi Sejarah Negara di Kiev.
Museum Sejarah Lokal di Melitopol yang kini diduduki Rusia, juga menyimpan sejumlah artefak dari era tersebut.
“Ada sebuah bukti yang kuat ini adalah langkah tujuan Rusia, dengan lukisan serta ornamen khusus yang ditargetkan dan dibawa ke Rusia,” ujar Brian Daniels, antropolog yang bekerja sama dengan arkolog dan ahli digital tersebut dikutip dari Daily Star.
“Barang-barang ini secara visual menakjubkan, dan sekarang ada begitu banyak laporan pencurian yang terbukti itu adalah strategi. Warga Ukraina tentu saja juga ingin kami membuat daftar barang yang dicuri,” tambahnya.
Daniel mengakui sulit untuk mengetahui apakah nilai uang dari benda-benda tersebut adalah faktor terpenting bagi Rusia, atau karena signifikansi budayanya.
“Ada kemungkinan itu semua adalah bagian dari merusak identitas Ukraina sebagai negara yang terpisah, dengan menyiratkan kepemilikan Rusia yang sah atas semua pameran mereka,” tuturnya.
“Kami juga semakin mencurigai pekerja museum dan staf keamanan, terutama saat mereka berada di garis belakang Rusia,” lanjutnya.
Jutawan Ukraina
Beberapa waktu lalu, seorang jutawan Ukraina meminta militer negaranya untuk mengebom rumah barunya, setelah mengetahui propertinya digunakan sebagai pangkalan bagi pasukan Rusia.
Andrey Stavnitser, CEO perusahaan IT Ukraina, mengatakan kepada Good Morning Britain bahwa dia mengetahui pasukan Rusia menyita propertinya di dekat Irpin, Ukraina, April 2022 lalu setelah dia meninggalkan negara itu ke Polandia.
Dilansir dari Newsweek pada Senin (18/4/2022) lalu, Stavnitser mengatakan pasukan menerobos rumahnya dan menyandera staf keamanannya dengan, menginterogasi dan membuka pakaian mereka.
Para staf akhirnya, dikirim ke hutan tanpa telepon atau koneksi ke dunia luar.
Stavnitser mengatakan dia kemudian dapat melacak tentara Rusia melalui kamera keamanan kecil yang tertinggal di dalam rumah.
"Mereka menghancurkan sebagian besar kamera di dalam rumah, namun, ada satu webcam kecil amatir yang masih berfungsi dari waktu ke waktu ketika listrik menyala," jelasnya.
Stavnitser mengatakan dia melihat rekaman pasukan menurunkan barang-barang yang dijarah dari rumah orang lain dan membawanya ke rumahnya sendiri.
Dia juga memperhatikan bahwa militer Rusia mulai menggunakan rumahnya, yang terletak di luar Kyiv, sebagai tempat strategis untuk menyerang ibu kota.
Sumber: Daily Star/Newsweek