Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eksekutif Top Rusia Sebut Negaranya Mungkin Butuh Waktu 10 Tahun untuk Pulih dari Sanksi

Ekonomi Rusia mungkin memerlukan satu dekade untuk pulih dari sanksi akibat invasinya ke Ukraina, menurut salah satu pengusaha top Rusia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
zoom-in Eksekutif Top Rusia Sebut Negaranya Mungkin Butuh Waktu 10 Tahun untuk Pulih dari Sanksi
Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Kepala Eksekutif Sberbank German Gref di Kremlin di Moskow pada 2 Maret 2020. Ekonomi Rusia mungkin memerlukan satu dekade untuk pulih dari sanksi akibat invasinya ke Ukraina, menurut salah satu pengusaha top Rusia, German Gref. 

Kremlin meraup sekitar $20 miliar dari ekspor minyak pada bulan Mei.

Melonjaknya harga minyak juga memainkan peran besar dalam ekonomi Rusia.

Harga minyak naik lebih dari 60 persen dalam 12 bulan terakhir menjadi sekitar $ 112 per barel untuk minyak mentah patokan internasional pada hari Senin.

Pembelian oleh China dinilai merupakan bagian dari sikap hati-hati Beijing atas konflik Ukraina.

Presiden Xi Jinping sebelumnya telah menawarkan dukungan tersirat yang kuat kepada sekutu otoriternya di Kremlin, Vladimir Putin.

Pemandangan menunjukkan kilang minyak Moskow milik produsen minyak Rusia Gazprom Neft di pinggiran tenggara Moskow pada 28 April 2022.
Pemandangan menunjukkan kilang minyak Moskow milik produsen minyak Rusia Gazprom Neft di pinggiran tenggara Moskow pada 28 April 2022. (Natalia KOLESNIKOVA / AFP)

Meski pada awalnya menghindari komentar apa pun tentang perang, Beijing telah mengkritik sanksi barat terhadap Rusia.

China menyebut sanksi itu sebagai "terorisme keuangan" dan "persenjataan ekonomi", dan juga menyerang penjualan senjata ke Kyiv oleh negara-negara luar seperti AS dan Inggris.

Berita Rekomendasi

Saat ini, Arab Saudi menjadi pemasok terbesar kedua untuk China, dengan volume Mei naik 9 persen pada tahun ini menjadi 7,82 juta ton, atau 1,84 juta barel per hari.

Angka ini turun dari 2,17 juta barel per hari pada April.

Rusia mengambil kembali peringkat teratas setelah jeda 19 bulan.

Data bea cukai yang dirilis pada hari Senin juga menunjukkan China mengimpor 260.000 ton minyak mentah Iran bulan lalu, pengiriman ketiga minyak Iran sejak Desember lalu.

Terlepas dari sanksi AS terhadap Iran, China terus mengambil minyak dari Iran, yang biasanya diberikan sebagai pasokan dari negara lain.

Tingkat impor dari Iran kira-kira setara dengan 7 % dari total impor minyak mentah China.

Impor minyak mentah China secara keseluruhan naik hampir 12 % pada Mei dari basis rendah tahun sebelumnya menjadi 10,8 juta barel per hari, dibandingkan rata-rata tahun 2021 sebesar 10,3 juta barel per hari.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas