Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Serang Pengeboran Minyak di Lepas Pantai Krimea, Jadi yang Pertama Sejak Invasi Rusia

Pasukan Ukraina telah menyerang pengeboran minyak di lepas pantai Krimea, Laut Hitam. Serangan ini menjadi yang pertama sejak invasi Rusia.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Ukraina Serang Pengeboran Minyak di Lepas Pantai Krimea, Jadi yang Pertama Sejak Invasi Rusia
ARIS MESSINIS / AFP
Pasukan Ukraina menembak dengan roket permukaan-ke-permukaan MLRS menuju posisi Rusia di garis depan di wilayah Ukraina timur Donbas pada 7 Juni 2022. Kini, Pasukan Ukraina telah menyerang pengeboran minyak di lepas pantai Krimea, Laut Hitam. Serangan ini menjadi yang pertama sejak invasi Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak tiga orang terluka dan tujuh orang hilang setelah Ukraina serang pengeboran minyak di Laut Hitam di lepas pantai Krimea.

Gubernur Krimea, Sergey Aksyonov mengatakan, serangan ini menjadi yang pertama dilakukan Ukraina setelah invasi Rusia sejak 24 Februari 2022 lalu.

"Kami mengkonfirmasi bahwa ada tiga yang terluka dan tujuh dilaporkan hilang," ujar Aksyonov melalui Telegram, Senin (20/6/2022), dikutip dari Al Jazeera.

"Kami menjamin pencarian akan terus berlanjut," lanjutnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Invasi di Ukraina Berpotensi Antarkan Ekonomi Indonesia ke Zona Berbahaya

Baca juga: Kolonel Rusia Tewas Setelah Helikopter yang Ditumpanginya Dihantam Rudal Ukraina di Donbas

Aksyonov, yang dilantik oleh Rusia sebagai gubernur semenanjung setelah pencaplokan tahun 2014 oleh Moskow, sebelumnya mengatakan lima orang terluka dalam serangan itu sebelum merevisi jumlah korban.

Dia mengatakan tiga platform menjadi sasaran, memicu evakuasi 94 orang di lokasi, sementara 15 tentara tetap menjaga mereka.

Operasi pencarian dan penyelamatan terus dilakukan melalui udara dan laut, katanya.

BERITA TERKAIT

Chernomorneftegaz, yang disetujui oleh Amerika Serikat sejak 2014, mengoperasikan beberapa ladang gas dan minyak di Laut Hitam dan di Laut Azov.

Aksyonov mengatakan bahwa satu platform telah terkena, dan Olga Kovitidi, seorang senator Rusia untuk Krimea, mengatakan kepada agen RIA Novosti bahwa tidak ada korban di dua platform lain yang menjadi sasaran serangan itu.

Baca juga: Pejabat Ukraina: Pasukan Rusia Perlakukan Orang Mati sebagai Sampah di Mariupol

Baca juga: Menlu Sergei Lavrov Ungkap Tujuan AS Bantu Ukraina, Sebut Supaya Rusia Patuhi Aturan AS

Militer Ukraina mengatakan, gudang makanan di pelabuhan Laut Hitam Odesa hancur dalam serangan rudal Rusia, tetapi tidak ada warga sipil yang tewas.

Kota ini telah dibombardir secara sporadis sejak awal perang dan diblokade oleh angkatan laut Rusia, sementara masing-masing pihak saling menuduh meletakkan ranjau di laut.

Komando Operasi "Selatan" Ukraina mengatakan, pasukan Rusia telah menembakkan 14 rudal ke Ukraina selatan selama rentetan tiga jam "dalam kemarahan yang tak berdaya atas keberhasilan pasukan kami".

Rusia Jadi Pemasok Minyak Terbesar untuk China

Pemandangan menunjukkan kilang minyak Moskow milik produsen minyak Rusia Gazprom Neft di pinggiran tenggara Moskow pada 28 April 2022.
Pemandangan menunjukkan kilang minyak Moskow milik produsen minyak Rusia Gazprom Neft di pinggiran tenggara Moskow pada 28 April 2022. (Natalia KOLESNIKOVA / AFP)

Impor minyak mentah China dari Rusia pada bulan Mei melonjak 55 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Rusia kini menggusur Arab Saudi sebagai pemasok utama, The Guardian melaporkan.

Impor minyak Rusia, termasuk pasokan yang dipompa melalui pipa Siberia Pasifik timur dan pengiriman melalui laut, berjumlah hampir 8,42 juta ton, menurut data pada hari Senin (20/6/2022) dari administrasi umum bea cukai China.

Pengiriman tersebut setara dengan hampir 2 juta barel per hari (bph) dan naik seperempat dari 1,59 juta barel per hari pada bulan April.

Baca juga: Presiden Jokowi: Invasi Rusia ke Ukraina Antarkan Ekonomi Indonesia ke Posisi Berbahaya

Baca juga: Rusia Klaim Lebih dari 50 Jenderal dan Perwira Ukraina Tewas dalam Serangan Rudal

China adalah importir minyak mentah terbesar dunia.

Perusahaan-perusahaan China, termasuk raksasa penyulingan negara Sinopec dan Zhenhua Oil yang dikelola negara, telah meningkatkan pembelian minyak Rusia.

Mereka tertarik dengan diskon besar-besaran Rusia setelah perusahaan-perusahaan minyak barat dan perusahaan-perusahaan perdagangan mundur karena sanksi.

Diskon hingga 30 persen telah membantu Rusia untuk menjaga pundi-pundinya tetap terisi meskipun ada sanksi dari barat yang dirancang untuk melumpuhkan ekonomi negara itu.

Kremlin meraup sekitar $20 miliar dari ekspor minyak pada bulan Mei.

Melonjaknya harga minyak juga memainkan peran besar dalam ekonomi Rusia.

Baca juga: Bantu Ukraina, AS Dituding Ingin Membungkam dan Melemahkan Rusia

Baca juga: Pertempuran Sengit di Severodonetsk, Rusia Klaim Tewaskan Jenderal Ukraina

Harga minyak naik lebih dari 60 persen dalam 12 bulan terakhir menjadi sekitar $ 112 per barel untuk minyak mentah patokan internasional pada hari Senin.

Pembelian oleh China dinilai merupakan bagian dari sikap hati-hati Beijing atas konflik Ukraina.

Presiden Xi Jinping sebelumnya telah menawarkan dukungan tersirat yang kuat kepada sekutu otoriternya di Kremlin, Vladimir Putin.

Meski pada awalnya menghindari komentar apa pun tentang perang, Beijing telah mengkritik sanksi barat terhadap Rusia.

China menyebut sanksi itu sebagai "terorisme keuangan" dan "persenjataan ekonomi", dan juga menyerang penjualan senjata ke Kyiv oleh negara-negara luar seperti AS dan Inggris.

Saat ini, Arab Saudi menjadi pemasok terbesar kedua untuk China, dengan volume Mei naik 9 persen pada tahun ini menjadi 7,82 juta ton, atau 1,84 juta barel per hari.

Baca juga: Kesaksian Pejuang Ukraina yang Menyerah Digunakan untuk Negosiasi oleh Militan Luhansk

Baca juga: Imbas Perang yang Memanas, Ukraina Larang Buku hingga Musik Rusia

Angka ini turun dari 2,17 juta barel per hari pada April.

Rusia mengambil kembali peringkat teratas setelah jeda 19 bulan.

Data bea cukai yang dirilis pada hari Senin juga menunjukkan China mengimpor 260.000 ton minyak mentah Iran bulan lalu, pengiriman ketiga minyak Iran sejak Desember lalu.

Terlepas dari sanksi AS terhadap Iran, China terus mengambil minyak dari Iran, yang biasanya diberikan sebagai pasokan dari negara lain.

Tingkat impor dari Iran kira-kira setara dengan 7 persen dari total impor minyak mentah China.

Impor minyak mentah China secara keseluruhan naik hampir 12 persen pada Mei dari basis rendah tahun sebelumnya menjadi 10,8 juta barel per hari, dibandingkan rata-rata tahun 2021 sebesar 10,3 juta barel per hari.

(Tribunnews.com/Whiesa/Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas