Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sri Lanka Bangkrut, Cerita Warga Kelas Menengah Dulu Bisa Nongkrong di Mall, Kini Makan pun Susah

Dia warga Sri Lanka yang tidak pernah menyangka akan membutuhkan jatah makanan dari pemerintah untuk memastikan keluarganya bisa makan dua kali sehari

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sri Lanka Bangkrut, Cerita Warga Kelas Menengah Dulu Bisa Nongkrong di Mall, Kini Makan pun Susah
Sumber: AP Photo/Eranga Jayawardena
Miraj Madusanka, kiri, membantu ibunya Sriyani, menyalakan perapian kayu bakar di rumah mereka di Kolombo, Sri Lanka, 10 Juni 2022. Madushanka, seorang akuntan berusia 27 tahun, belajar di Jepang dan berharap bisa bekerja di sana. Dia pindah kembali ke rumah pada tahun 2018 setelah ayahnya meninggal, untuk menjaga ibu dan saudara perempuannya. Dia satu dari kelas menengah di Sri Lanka yang ikut sengsara karena krisis ekonomi di negara itu. 

TRIBUNNEWS.COM, SRI LANKA - Sri Lanka bangkrut berakibat kepada semua lapisan masyarakat.

Tak hanya warga miskin.

Warga kelas menengah yang selama ini masih bisa merasakan makanan enak, belanja ke mall, liburan keluar kota, dan lainnya kini juga ikut sengsara.

Perekonomian warga kelas menengah ikut ambruk, merasakan hantaman keras krisis ekonomi.

Berikut kisah mereka seperti laporan Associated Press yang  dikutip pada Kamis (22/6/2022).

Miraj Madushanka namanya.

Dia warga Sri Lanka yang tidak pernah menyangka akan membutuhkan jatah makanan dari pemerintah untuk memastikan keluarganya bisa makan dua kali sehari.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, PM Ranil Wickremesinghe: Negara Jatuh ke Titik Terendah

BERITA REKOMENDASI

Krisis ekonomi Sri Lanka yang terburuk dalam sejarah  telah mengubah hidupnya dan banyak orang lain, termasuk bagi kelas menengah.

Keluarga yang selama ini tidak pernah harus berpikir dua kali tentang kebutuhan bahan bakar atau makanan.

Kini mereka sedang berjuang untuk mengatur makan tiga kali sehari dan  mengurangi porsi makan agar bertahan hidup.

Berhari-hari Miraj Madushanka  habiskan waktunya  untuk mengantri untuk membeli bahan bakar yang langka, itu pun kalau ada.

Krisis ini memotong semua gaya hidup bertahun-tahun lalu yang pernah dialaminya dan dicita-citakan di seluruh Asia Selatan.


Sebuah negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang, Sri Lanka kini jadi negara bangkrut setelah utang luar negerinya $51 miliar tak bisa dibayar.

Hampir tidak ada uang untuk mengimpor barang-barang kebutuhan rakyat seperti bensin, susu, gas, bahan makanan, dan kebutuhan lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas