Xi Jinping Sebut Perang Rusia Vs Ukraina sebagai Alarm Kemanusiaan
Presiden China Xi Jinping menyebut perang Rusia dan Ukraina telah membunyikan alarm bagi kemanusiaan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden China, Xi Jinping, menyebut perang Rusia dan Ukraina telah membunyikan alarm kemanusiaan.
Tetapi, Xi tidak menyinggung indikasi bagaimana konflik tersebut dapat diselesaikan.
Dilansir Al Jazeera, sampai saat ini Beijing tidak mengecam invasi Moskow ke Ukraina dan mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia.
Meski demikian, Beijing masih mempertahankan hubungannya dengan Ukraina.
Baca juga: Konsumsi Listrik Melonjak, China Terancam Mengalami Pemadaman Massal
"Krisis Ukraina kembali membunyikan alarm bagi kemanusiaan," ucap Xi menurut media pemerintah.
"Banyak negara pasti akan berakhir dengan masalah keamanan jika mereka menaruh kepercayaan buta pada posisi kekuatan mereka, memperluas aliansi militer, dan mencari keselamatan mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain," imbuh Xi.
Pernyataan tersebut diungkapkan Xi pada pembukaan forum bisnis yang diadakan secara virtual menjelang KTT ke-14 negara-negara BRICS; Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Brasil, India, dan Afrika Selatan juga tidak secara terbuka mengutuk Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Baca juga: Warga Negara Asing di Tangerang Raya Sebagian Besar Berasal dari China dan Korea Selatan
Sanksi digambarkan sebagai bumerang dan pedang bermata dua
Dikutip Ap News, Xi menggambarkan sanksi sebagai “bumerang dan pedang bermata dua”.
Menurutnya, sanksi “hanya akan berakhir dengan merugikan kepentingan sendiri serta orang lain, dan menimbulkan penderitaan pada semua orang”.
Seiring dengan AS, Inggris dan Uni Eropa, negara-negara termasuk Jepang, Korea Selatan dan Singapura telah menjatuhkan sanksi akibat perang.
Komentar Jair Bolsonaro
Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengambil nada diplomatik dalam pidato singkatnya yang direkam di forum tersebut, membicarakan hasil pemerintahannya tanpa menyebut nama negara lain.