Perusahaan Nike dan Raksasa Teknologi Cisco Putuskan Tinggalkan Pasar Rusia
Perusahaan AS Cisco Systems dan Nike memutuskan hengkang dari pasar Rusia sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Produsen sepatu Nike Inc dan raksasa teknologi Cisco memutuskan untuk meninggalkan pasar Rusia pada Kamis (23/6/2022).
"Nike Inc telah membuat keputusan untuk meninggalkan pasar Rusia. Nike.com dan aplikasi seluler Nike tidak akan tersedia lagi di wilayah ini," tulis pernyataan perusahaan dalam situs webnya.
Dilansir TASS, produsen alas kaki dan pakaian berbasis di Amerika Serikat (AS) menuturkan toko Nike baru-baru ini ditutup sementara dan tidak akan dibuka kembali.
Baca juga: AS: Angkatan Laut Rusia Diperintahkan Pasang Ranjau di Pelabuhan Laut Hitam Ukraina
Pada Mei kemarin, Nike mengonfirmasi tidak akan memperbarui dan membuat perjanjian baru dengan mitra Rusia.
Sebelumnya, Nike pada 3 Maret 2022 menangguhkan operasi di semua toko di Rusia sebagai tanggapan atas tindakan Moskow ke Ukraina.
Perusahaan menerangkan, toko yang masih buka dijalankan oleh mitra independen.
Nike akan keluar sepenuhnya dari Rusia tiga bulan setelah menangguhkan operasinya di sana, kata pembuat pakaian olahraga AS itu kepada Reuters pada Kamis.
Keputusan ini mengikuti langkah perusahaan-perusahaan Barat yang meninggalkan Rusia.
Baca juga: Nokia Putuskan Keluar dari Pasar Rusia
Rusia bentuk undang-undang
Dikutip BBC, Rusia semakin terisolasi secara ekonomi sejak invasi, ketika Barat dan sekutu menjatuhkan sanksi dan perusahaan internasional menuju pintu keluar.
Negara itu sekarang sedang mengerjakan undang-undang yang akan menghukum perusahaan asing yang ingin pergi.
Undang-undang tersebut memungkinkan pemerintah menyita aset mereka dan menjatuhkan hukuman pidana, menurut Reuters.
Baca juga: FAKTA Jokowi ke Ukraina-Rusia: Dikawal Tim Elite TNI, Kunjungan Pemimpin Asia Pertama sejak Perang
50 toko Nike tutup
Nike memiliki lebih dari 50 toko di Rusia, sekitar sepertiga di antaranya tutup, menurut situs webnya.