Rusia Rekrut Pekerja Konstruksi, Guru hingga Politisi untuk Bangum Kembali Ukraina
Rusia meluncurkan program untuk merekrut banyak pekerja demi membangun kembali wilayah Ukraina timur yang diduduki
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Rusia meluncurkan program untuk merekrut banyak pekerja demi membangun kembali wilayah Ukraina timur yang diduduki pasukan Moskow.
Rusia telah mengalihkan fokusnya untuk menguasai wilayah timur Ukraina setelah upayanya untuk merebut Kyiv gagal. Moskow mengatakan tujuan utamanya adalah untuk membebaskan wilayah timur dan selatan Ukraina, di mana Bahasa Rusia mendominasi dua wilayah tersebut.
Dikutip dari The Moscow Time, saat ini para pjeabat Rusia tampaknya mengandalkan warga Rusia yang membutuhkan pekerjaan dan memiliki sifat patriotik untuk membantu daerah-daerah ini pulih dari kehancuran serangan pasukannya, dengan menawarkan upah di atas rata-rata dan banyak tunjangan.
Lusinan lowongan pekerjaan di situs pencarian kerja online Rusia, Avito, mengajak tukang batu, tukang las hingga pelukis untuk bergabung dalam proyek rekontruksi Donetsk, ibu kota Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang memproklamirkan diri.
Sebagian besar lowongan tersebut menargetkan penduduk di luar pusat kota besar dan menjanjikan akan memberi gaji awal hingga dua atau tiga kali lipat lebih tinggi dari upah rata-rata regional.
Pekerja juga dijanjikan tunjangan yang menggiurkan, termasuk pemberian makan dan tempat tinggal, waktu liburan berbayar, peluang perkembangan karir hingga bonus uang tunai 60 dolar AS jika berhasil mengajak teman atau kerabat untuk bergabung.
Walaupun lowongan tersebut diposting oleh kontraktor swasta, namun beberapa menyebut bahwa proyek ini disponsori oleh Kementerian Konstruksi Rusia dan disertai slogan motivasi seperti "Mari Kita Membangun Kembali Donbas Bersama-Sama".
Baca juga: Ukraina Direkomendasikan Gabung Uni Eropa, Vasyl Hamianin Sebut Sebagai Harapan
Menurut lowongan tersebut, semua pekerja yang melakukan misi patriotik akan diminta untuk menjalani pemeriksaan oleh Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB). Pekerja konstruksi dijanjikan akan dikirim ke wilayah pendudukan Rusia di Ukraina dalam beberapa hari.
Sayangnya dalam lowongan itu tidak menyebutkan kompensasi jika terjadi kecelakaan atau kematian selama bekerja.
Baca juga: Swiss Geger, Bea Cukainya Temukan Indikasi Impor 3 Ton Emas dari Rusia Senilai 200 Juta USD
Organisasi sukarelawan pro-pemerintah Rusia dilaporkan telah merekrut dan mengirim para profesional untuk misi kemanusiaan ke daerah-daerah di Ukraina timur.
Sementara lusinan psikolog dan guru Rusia saat ini telah bekerja sebagai bagian dari misi sukarelawan di Mariupol, pelabuhan yang terletak di Ukraina selatan yang hancur total karena serangan pasukan Rusia sebelum mereka merebutnya pada bulan lalu.
Baca juga: Museum Auschwitz-Birkenau di Polandia Jadi Sasaran Aksi Propaganda Rusia di Media Sosial
Tidak seperti pekerja kontruksi, para guru dilaporkan direkrut melalui kelompok media sosial tertutup di universitas yang mengkhususkan diri dalam pendidikan guru.
Menurut situs berita Tayga.info yang berbasis di Siberia, salah satu pesan dalam rekrutmen tersebut mencari guru dari semua mata pelajaran, dan lowongan itu muncul pada obrolan pesan di Novosibirsk State Pedagogical University.
“Tugasnya (adalah) untuk memastikan awal tahun ajaran, mengatur pekerjaan instruksional dan pendidikan dan bekerja dengan anak-anak,”tulis pesan tersebut.