Presiden Rusia Vladimir Putin Siap Pasok Rudal Berkemampuan Nuklir Untuk Belarusia
Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan memasok sistem rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir untuk Belarusia.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan memasok sistem rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir untuk Belarusia.
Pada pertemuan dengan Putin di St Petersburg, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyatakan keprihatinannya tentang kebijakan "agresif", "konfrontatif" dan "menjijikkan" dari tetangganya, Lituania dan Polandia.
Lukashenko meminta Putin untuk membantu Belarusia meningkatkan "respons simetris" terhadap apa yang dia katakan sebagai “penerbangan bersenjata nuklir” oleh aliansi NATO yang dipimpin AS di dekat perbatasan Belarusia.
Baca juga: Vladimir Putin Ungkap Rudal Balistik Sarmat akan Dikerahkan pada Akhir 2022
"Kami akan mengirim sistem rudal taktis Iskander-M ke Belarusia, yang dapat menggunakan rudal balistik dan rudal jelajah, baik dalam versi konvensional maupun nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dilansir dari Reuters, Minggu (26/6/2022) Iskander-M merupakan sistem peluru kendali bergerak dengan kode nama "SS-26 Stone" oleh NATO, menggantikan "Scud" Soviet. Dua peluru kendalinya memiliki jangkauan hingga 500 km (300 mil) dan dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.
Baca juga: Putin Kerahkan Rudal S-500 ke Pasukan Rusia, Sebut Senjata Tercanggih Tak Ada Bandingannya di Dunia
"Minsk harus siap untuk apa pun, bahkan menggunakan persenjataan untuk mempertahankan tanah air kita dari Brest hingga Vladivostok," kata Lukashenko.
Secara khusus, Lukashenko juga meminta bantuan Putin untuk membuat pesawat militer Belarusia berkemampuan nuklir.
Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina empat bulan lalu, dan menuduh NATO berencana untuk mengakui Ukraina serta menggunakannya sebagai platform untuk mengancam Rusia.
Langkah Rusia tidak hanya memicu rentetan sanksi Barat, tetapi juga mendorong Swedia dan tetangga utara Rusia, Finlandia ikut bergabung dengan aliansi Barat.