Potret Jokowi dan Iriana Menuju Ukraina Temui Presiden Zelensky, Kompak Pakai Jaket Biru Naik Kereta
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi bersama rombongan khusus berangkat ke Ukraina naik kereta luar biasa, Selasa (28/6/2022).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kunjungan kerja menuju Ukraina menggunakan kereta api pada Selasa (28/6/2022) malam.
Presiden bersama Ibu Negara Iriana Jokowi berangkat dari Stasiun Przemysl Glowny di Kota Przemysl, Polandia menuju menuju Kyiv, Ukraina.
Rencananya, Presiden Joko Widodo akan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membuka ruang dialog perdamaian.
Baca juga: Senyum Lebar Jokowi di Hadapan Biden dan Emmanuel Macron saat Hadiri KTT G7, Berikut Foto-fotonya
Melalui potret yang dibagikan Sekretariat Presiden, Rabu (29/6/2022), tampak Jokowi memakai jaket berwarna biru dan celana hitam ketika naik kereta luar biasa yang sudah disiapkan Pemerintah Ukraina.
Presiden didampingi Ibu Negara yang juga mengenakan jaket biru dan celana hitam.
Dalam akun Twitternya, Jokowi memberikan penjelasan, keberangkatannya menuju negara Ukraina membawa misi perdamaian.
Presiden berharap perang antara Rusia dan Ukraina ini segera berakhir.
“Dari peron 4 Stasiun Przemysl Glowny di kota Przemysl, Polandia, pukul sembilan malam, saya dan rombongan terbatas berkereta menuju Kyiv, Ukraina.”
“Kami memulai misi perdamaian ini dengan niat baik. Semoga dimudahkan,” tulis @jokowi, Rabu (29/6/2022).
Dikutip dari Setkab.go.id, Presiden dan rombongan diperkirakan tiba di Kyiv, ibu kota Ukraina keesokan harinya, Rabu (29/6/2022).
Turut mendampingi Presiden, yakni Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menghadiri rangkaian pertemuan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Elmau, Jerman, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (28/6/2022).
Setelah itu, Presiden melanjutkan perjalanan menuju Ukraina dari Polandia.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung melalui akun instagram pribadinya @pramonoanungw, mengungkapkan kunjungan Presiden ke Ukraina dan Rusia membawa misi perdamaian.
Di mana Presiden akan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Analisis Pengamat Luar Negeri soal Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia Bawa Misi Perdamaian
Diberitakan Tribunnews.com, Pakar politik internasional sekaligus Direktur Program Asia-Pasifik di Chatham House, Ben Bland memberikan tanggapan terkait rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Bland memprediksi upaya Jokowi tak akan memberikan hasil besar.
Selain itu, Bland menembahkan, peluang Presiden Jokowi untuk menemukan titik temu antara pemimpin Rusia dan Ukraina sangat minimal.
Namun, ia menyebut, peranan Indonesia terkait masalah Ukraina sangat penting.
“Tetapi sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia dan mitra persahabatan Rusia dan Ukraina, Indonesia adalah suara penting di panggung global,” ucapnya, dikutip dari Swiss Info.
Dikatakan, Indonesia menganut politik luar negeri, “Bebas Aktif”, yang berarti non-blok dan berusaha untuk tetap mandiri.
Baca juga: Berita Foto : Presiden Jokowi dan Iriana Naik Kereta Api Menuju Ukraina
Menurut Analis Pertahanan Senior dari RAND, Derek Grossmann, negara seperti Indonesia yang dapat membantu dalam permasalahan, seperti Ukraina dan Rusia.
“Jika kita ingin mencoba dan mencapai semacam negosiasi dan penyelesaian damai, negara seperti itu yang dapat membantu,” ungkapnya.
Tetapi, Grossman menilai pertemuan Jokowi dengan Putin dan Zelensky hanya akan memberikan kemajuan yang rendah.
Sementara itu, Peneliti hubungan internasional Indonesia di University of Queensland, Australia, Dr Ahmad Rizky Mardhatillah Umar, mengatakan Indonesia prihatin tentang bagaimana perang akan mempengaruhi kepresidenan G20, serta energi domestik dan ketahanan pangan.
“Indonesia ingin memastikan bahwa Rusia dan negara-negara Barat tidak menjadikan G20 sebagai medan perang untuk memajukan perjuangan mereka,” kata Umar kepada Arab News.
Meski demikian, lanjut Umar, karena masih belum jelas apa yang akan diusulkan Indonesia kepada Zelensky dan Putin dalam pertemuan mendatang, kunjungan Jokowi tak mungkin mengubah situasi di Eropa.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com)
Simak berita lainnya terkait Kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina