Pendapatan Terusan Suez Mesir Cetak Rekor Tertinggi, Dalam Setahun Capai 7 Miliar Dolar AS
Ketua Otoritas Terusan Suez, Osama Rabea menyebut bahwa jalur pelayaran laut Suez tengah mengalami kenaikan pendapatan sebesar 7 miliar dolar AS
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO – Ketua Otoritas Terusan Suez, Osama Rabea menyebut bahwa jalur pelayaran laut Suez tengah mengalami kenaikan pendapatan sebesar 7 miliar dolar AS.
Pendapatan tersebut merupakan rekor tertinggi yang pernah diraup Mesir selama terusan Suez beroperasi.
Melansir dari Reuters lonjakan ini terjadi karena meningkatnya jumlah kapal dan kargo yang melintas di jalur Sues selama Januari 2021 hingga Juni 2022.
Baca juga: Terusan Suez Terblokir Lagi, Kapal Besar Kandas Sesaat, Sempat Buat Kapal Lain Dialihkan
Dimana dalam kurun waktu tersebut, total kargo yang melewati kawasan Suez tembus hingga 1,32 juta ton.
Angka ini melonjak 10,9 persen apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya, tepatnya pada tahun 2020 sampai 2021.
Sementara untuk jumlah kapal yang melintas pada jalur kanal laut Suez melonjak sebanyak 15,7 persen menjadi 22.032 kapal.
Meningkatnya jumlah kapal dan kargo yang melintasi jalur laut ini diperkirakan mulai terjadi sejak terusan Suez mengalami perluasan kanal di tahun 2015.
Meski pembangunan tersebut baru akan rampung secara menyeluruh pada tahun 2023 mendatang, namun berkat adanya perluasan ini pendapatan Mesir melalui jalur laut menjadi meningkat.
Baca juga: Kapal Ever Given Bebas setelah Pemiliknya Lakukan Nego selama 3 Bulan dengan Otoritas Terusan Suez
Bertambahnya jumlah pendapatan yang diterima terusan Suez juga menunjukan bahwa jalur pelayaran ini merupakan akses laut terpenting dalam menjamin keberlanjutan rantai pasokan global.
Sebagai informasi, terusan Suez sendiri merupakan rute penghubung tercepat antara Eropa dengan Asia. Melalui jalur ini kapal pengangkut dari Eropa ke Asia ataupun sebaliknya tidak perlu lagi melewati Tanjung Harapan di Afrika.
Dengan begini para kapal dan kargo tersebut dapat menghemat waktu jarak tempuh sekitar 7.000 kilometer serta biaya bahan bakar untuk operasi.