Antisipasi Risiko Munculnya Varian Baru Covid-19, Ahli Sri Lanka Sarankan Suntik Vaksin Dosis ke-4
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Sri Lanka, Dr Asela Gunawardena mengatakan, cara terbaik untuk mencegah infeksi virus adalah dengan mendapatkan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Sri Lanka, Dr Asela Gunawardena mengatakan, pihaknya mengantisipasi risiko munculnya varian baru virus corona (Covid-19) di kalangan masyarakat.
Ia kemudian mengatakan cara terbaik untuk mencegah infeksi virus adalah dengan mendapatkan vaksin dosis ke-4.
Dikutip dari laman www.dailymirror.lk, Rabu (6/7/2022), di hadapan awak media di Departemen Penerangan pada Selasa waktu setempat, Dr Gunawardena menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) negara itu telah meminta masyarakat untuk mendapatkan suntikan dosis ke-4.
Saat itu, kementerian telah memberikan vaksin primer Covid-19 antara 97 hingga 100 persen untuk mereka yang berusia di atas 20 tahun.
"Dosis pertama vaksin diterima oleh 7,9 juta orang, kami telah meminta orang untuk mendapatkan vaksin ke-4 juga," kata Dr Gunawardena.
Memperoleh dosis ke-4 vaksin, kata dia, akan meminimalkan risiko tertular virus, tingkat fatal virus itu dan akan mengurangi angka kematian.
Semua individu berusia di atas 60 tahun dan mereka yang ingin bepergian ke luar negeri harus mendapatkan vaksin.
Baca juga: Cuaca Buruk, Pengiriman Gas ke Sri Lanka Tertunda hingga 9 Juli
"Vaksin dapat diperoleh di semua rumah sakit pemerintah, kantor kesehatan, dan pusat vaksinasi yang ditetapkan," tegas Dr Gunawardena.
Sementara itu, di hadapan media setempat, Kepala Epidemiologi Sri Lanka Dr Samitha Ginige mengatakan risiko Covid-9 masih tinggi di seluruh dunia.
"Ada peningkatan kasus yang telah disaksikan selama 3 minggu terakhir. Negara kita saat ini mencatat sekitar 10 pasien Covid-19 setiap hari dan satu kematian terkait virus itu setiap minggunya," jelas Dr Ginige.
Ia menekankan bahwa saat anak-anak sekolah didesak untuk mendapatkan vaksin kedua, hanya sejumlah kecil anak yang mendapatkannya.
"Satu juta anak antara usia 12 hingga 15 belum mendapatkan vaksin," papar Dr Ginige.
Lebih lanjut, Departemen Imunologi dan Kedokteran Molekuler Universitas Sri Jayewardenepura Prof Neelika Malavige mengatakan varian Omicron menyebar secara cepat pada Januari dan Februari lalu.
Menurutnya, upaya vaksinasi yang berhasil menyebabkan penurunan penyebaran virus tersebut.
Baca juga: PM Sri Lanka Dikabarkan Buat Pernyataan khusus Soal Hasil Diskusi dengan IMF
Saat varian baru muncul di banyak negara, tidak terlalu menyebar karena meningkatnya tingkat kekebalan diantara populasi.