Perdana Menteri Wickremesinghe Akui Sri Lanka Bangkrut, Kini Negosiasi dengan IMF Sulit
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka telah bangkrut sehingga menyebabkan negosiasi dengan IMF lebih sulit.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Setelah ada kesepakatan, program bantuan pinjaman komprehensif akan disiapkan untuk jangka waktu empat tahun.
Pidato PM Wickremesinghe di parlemen sempat diinterupsi oleh anggota oposisi yang meneriakkan seruan "Harus pulang!".
Teriakan itu merujuk kepada Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, yang turut hadir.
Sejak krisis melanda berbulan-bulan yang lalu, publik Sri Lanka meminta agar Rajapaksa mengundurkan diri.
Ia dinilai salah urus ekonomi yang mengakibatkan Sri Lanka terjun dalam kondisi sulit.
Dalam forum itu, Wickremesinghe mengatakan pada akhir tahun ini inflasi akan naik menjadi 60 persen.
"Ini akan menjadi perjalanan yang sulit dan pahit," kata Wickremesinghe.
"Tapi kita bisa mendapatkan kelegaan di akhir perjalanan ini. Kemajuan bisa dicapai."
Baca juga: Sri Lanka Kenakan Biaya Tambahan 100 Persen untuk Beberapa Impor: Cokelat Dikenakan 200 Persen
Inggris Larang Bepergian ke Sri Lanka
Pemerintah Inggris melarang warganya bepergian ke Sri Lanka.
Kementerian Luar Negeri Inggris merilis imbauan agar masyarakat tidak bepergian ke Sri Lanka, kecuali perjalanan penting, pada Selasa (5/7/2022).
Imbauan ini dilakukan menyoroti dampak krisis ekonomi di negara tersebut.
Salah urus ekonomi dan dampak Covid-19 telah membuat negara berpenduduk 22 juta orang itu tidak dapat membayar impor penting berupa makanan, pupuk, obat-obatan, dan bahan bakar karena krisis dolar yang parah.
"Sri Lanka mengalami krisis ekonomi parah yang menyebabkan kekurangan kebutuhan dasar termasuk obat-obatan, gas untuk memasak, bahan bakar dan makanan," kata pemerintah Inggris, dikutip dari Reuters.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)