Dua Tentara Jerman Berencana Ledakkan Jembatan Rusia-Semenanjung Krimea
Jerman menangkap sekelompok tersangka, termasuk dua tentara yang membobol dan mencuri bahan peledak di markas militer di Kiel, Jerman Utara.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Jerman telah menyediakan berbagai macam persenjataan kepada Ukraina sejak awal konflik yang sedang berlangsung antara Kiev dan Moskow yang pecah pada akhir Februari.
Namun, Berlin tertinggal jauh di belakang pemasok senjata utama, AS dan Inggris, dan telah menghadapi tuduhan “berlebihan dan kurang memenuhi” dalam hal pasokan militer ke Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, menegaskan negara itu telah melakukan segala yang bisa dilakukan untuk menopang Kiev dalam perjuangannya melawan Moskow.
“Jerman mengirim semua senjata yang kami miliki dalam stok kami di infrastruktur militer kami. Dan kami memutuskan juga untuk mengirimkan senjata baru dari industri kami, yang membutuhkan waktu lebih lama karena harus diproduksi,” katanya kepada CBS News awal pekan ini.
Berbicara di parlemen negara itu pada hari Rabu, Scholz juga menegaskan Jerman akan terus memasok Ukraina di bawah prinsip "pertukaran melingkar".
Ini skema di mana negara-negara Eropa Timur menyumbangkan inventaris militer era Soviet mereka ke Ukraina dan pada gilirannya menerima sistem yang lebih modern dari Jerman. .
Rusia telah berulang kali mendesak barat untuk tidak memberikan senjata kepada Kiev, Moskow memperingatkan hal itu hanya akan memperpanjang konflik dan menyebabkan konsekuensi jangka panjang.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan terus "memompa" Ukraina dengan senjata hanya akan mendorong Rusia untuk melakukan lebih banyak misi di lapangan.(Tribunnews.com/RT/xna)