Mantan PM Jepang Shinzo Abe Diduga Alami Henti Jantung Setelah Ditembak di Dada, Satu Pria Ditangkap
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, diduga mengalami henti jantung setelah ditembak saat berpidato di Kota Nara.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Kami diberitahu bahwa Shinzo Abe baru saja ditembak di sini. Helikopter di mana-mana," katanya kepada Al Jazeera.
Abe tiba di Nara dari Bandara Haneda melalui Bandara Osaka untuk memberikan pidato kampanye di jalan, untuk mendukung kandidat Partai Demokrat Liberal (LDP) menjelang pemilihan Majelis Tinggi mendatang yang dijadwalkan pada hari Minggu, menurut NHK.
Dia telah merencanakan untuk pergi ke Kyoto sesudahnya, lalu ke prefektur Saitama.
NHK TV melaporkan bahwa Abe dipindahkan ke Universitas Kedokteran Nara.
Menjabat dua periode, Abe menjadi perdana menteri terlama di Jepang sebelum mengundurkan diri pada tahun 2020 dengan alasan kesehatan yang buruk.
Namun dia tetap mendominasi partai berkuasa Partai Demokrat Liberal (LDP), mengendalikan salah satu faksi utamanya.
Abe terkenal karena kebijakan "Abenomics" khasnya yang menampilkan pelonggaran moneter dan pengeluaran fiskal yang berani.
Dia juga mendukung pengeluaran pertahanan setelah bertahun-tahun mengalami penurunan dan memperluas kemampuan militer untuk memproyeksikan kekuatan di luar negeri.
Pada tahun 2014, pemerintahnya menafsirkan kembali konstitusi pasifis pascaperang untuk memungkinkan pasukan berperang di luar negeri untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua.
Abe pertama kali menjabat pada 2006 sebagai perdana menteri termuda Jepang sejak Perang Dunia Kedua.
Baca juga: Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Ditembak, Kondisinya Tak Sadarkan Diri
Setelah setahun dilanda skandal politik, kemarahan pemilih karena kehilangan catatan pensiun, dan kekalahan pemilihan untuk partai yang berkuasa, Abe berhenti dengan alasan kesehatan yang buruk.
Dia menjadi perdana menteri lagi pada tahun 2012.
Abe berasal dari keluarga terpandang di dunia politik.
Sang ayah pernah menjabat sebagai menteri luar negeri dan paman buyutnya adalah mantan perdana menteri.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)