Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wang Yi Tegaskan China Mendukung Penyelesaian Damai Konflik Rusia-Ukraina

Wang Yi menyampaikan bahwa pemerintah China akan mendukung semua upaya kondusif untuk penyelesaian damai krisis Ukraina

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Wang Yi Tegaskan China Mendukung Penyelesaian Damai Konflik Rusia-Ukraina
ANGELOS TZORTZINIS / AFP
Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias di Kementerian Luar Negeri di Athena, pada 27 Oktober 2021. Wang Yi menyampaikan bahwa pemerintah China akan mendukung semua upaya kondusif untuk penyelesaian damai krisis Ukraina. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan China dan Rusia telah mempertahankan dan mempromosikan kerja sama di berbagai bidang.

Menurutnya, kedua negara mengesampingkan segala gangguan, serta telah menunjukkan hubungan dengan ketahanan dan tekad strategis yang kuat.

Melansir dari Reuters, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Kamis (7/7/2022), di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia.

Baca juga: Rusia Kantongi 24 Miliar Dolar AS dari Penjualan Energi ke China dan India

Dalam kesempatan tersebut, Wang Yi menyampaikan bahwa pemerintah China akan mendukung semua upaya kondusif untuk penyelesaian damai krisis Ukraina.

Terlepas dari banyaknya kritik yang diterima China, Beijing telah menunjukkan persahabatannya yang erat dengan Rusia, meskipun negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi kepada Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan hadir di KTT G20 di Bali dan akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Wang Yi pada Sabtu (9/7/2022) besok.

Namun Blinken dikabarkan menghindari pertemuan langsung dengan Levrov, walaupun ini pertama kalinya mereka berhadapan langsung sejak meletusnya perang di Ukraina.

BERITA REKOMENDASI

Blinken terakhir kali bertemu Lavrov pada Januari lalu di Jenewa, Swiss, saat AS memperingatkan Rusia mengenai konsekuensi besar jika Moskow melancarkan serangan ke Ukraina.

AS berpendapat, setelah invasinya ke Ukraina, Rusia seharusnya tidak menjadi bagian dari anggota forum internasional.

AS dan pihak Barat dilaporkan akan menggunakan pertemuan Menteri Luar Negeri anggota G20 di Bali, untuk melobi India dan China agar menarik diri dari Moskow.

Namun China telah menolak untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, sehingga negara ini sempat dituduh telah memberikan perlindungan diplomatik untuk Kremlin.

Baca juga: Amerika Serikat dan Sekutunya Batasi Harga Minyak Rusia, Maksimal 60 Dolar AS Per Barel

Sementara Pemimpin Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping pada akhir Februari lalu mengadakan pertemuan dan meluncurkan perjanjian persahabatan 'tanpa batas', beberapa jam sebelum keduanya menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin.


Bahkan bulan lalu Xi Jinping menyampaikan melalui panggilan telepon kepada Putin, China akan mendukung kedaulatan dan keamanan Rusia.

Ini membuat AS dengan cepat mempertimbangkan untuk mengutuk China karena memiliki hubungan dekat dengan Moskow walupun sebelumnya mengklaim akan bersikap netral.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas