Inflasi Melonjak 78,62 Persen, Fitch Pangkas Peringkat Utang Turki dari B+ ke B
Lembaga pemeringkat utang asal AS, Fitch Ratings memangkas peringkat utang Turki dari B+ menjadi B.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Lembaga pemeringkat utang asal AS, Fitch Ratings memangkas peringkat utang Turki dari B+ menjadi B. Hal tersebut dipicu oleh angka inflasi di Istanbul yang melonjak dan kian membengkak dari sesi sebelumnya.
Pada kuartal kedua tahun ini lonjakan inflasi di Turki telah tembus di angka 78,62 persen, ini jadi yang tertinggi sejak 24 tahun terakhir. Lonjakan inflasi bahkan telah membuat nilai mata uang lira turun 23 persen menuju level terendah.
Hal itu yang membuat Fitch mengambil langkah antisipasi dengan menurunkan peringkat utang Turki.
Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, 8 Negara Ini Terancam Ikut Bangkrut, Ada Turki-Laos, Bagaimana dengan Indonesia?
Kemerosotan ini sebenarnya sudah terlihat sejak tahun lalu, dimana lira Turki telah kehilangan pamornya terhadap dolar, dengan turun sebanyak 44 persen.
Kondisi tersebut makin parah ketika Rusia mulai menginvasi Ukraina, bahkan memanasnya konflik ini telah memicu lonjakan harga di Turki karena sebagian besar kebutuhan pangan dan energi dari negara ini diimpor langsung dari Rusia dan Ukraina. Dampak tersebutlah yang membuat daya konsumsi di Turki melambat.
Sejumlah cara telah dilakukan untuk membendung bertambahnya laju inflasi salah satunya dengan memotong suku bunga tahun lalu, dana tersebut kemudian dialihkan presiden Turki Erdogan untuk mendorong pertumbuhan ekspor, produksi dan investasi.
Tak hanya itu Erdogan juga turut membentuk badan pengawas perbankan yang disebut Banking Regulation and Supervision Agency atau BDDK untuk membatasi pinjaman lira kepada perusahaan-perusahaan luar, ini dilakukan demi menjaga kekuatan nilai lira.
Namun sayangnya langkah-langkah tersebut belum cukup mampu mengatasi lonjakan defisit perdagangan Turki, imbas meroketnya harga energi dan harga komoditas pangan di pasar global.
“Defisit transaksi di Turki kini telah berjalan sebesar 5,1 persen dari produk domestik bruto tahun ini karena harga energi yang lebih tinggi dan permintaan eksternal yang melemah, meskipun pariwisata pulih,” jelas Fitch dilansir dari Reuters.
Apabila kondisi tersebut kian berlanjut Fitch memperkirakan inflasi Turki di tahun 2022 bisa kembali membengkak sebanyak 71,4 persen.
Baca juga: Inflasi Global Terus Meningkat, di Turki Capai 80 Persen, Korea Selatan Cetak Rekor Tertinggi
Mengingat saat ini cadangan devisa bersih bank sentral Turki telah mendekati level terendah di angka 7,51 miliar dolar AS.