Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kediaman Diserbu Massa, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Siap Mengundurkan Diri 13 Juli 2022

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa siap mengundurkan diri dari jabatannya pada 13 Juli 2022 mendatang, setelah ribuan massa menyerbu kediamannya

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Kediaman Diserbu Massa, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Siap Mengundurkan Diri 13 Juli 2022
Tangkap layar dari bbc.com
Ribuan demonstran menduduki kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pada Sabtu (9/7/2022) waktu setempat. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa siap mengundurkan diri dari jabatannya pada 13 Juli 2022 mendatang, setelah ribuan massa menyerbu kediamannya di istana kepresidenan pada Sabtu (9/7/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO – Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa siap mengundurkan diri dari jabatannya pada 13 Juli 2022 mendatang, setelah ribuan massa menyerbu kediamannya di istana kepresidenan pada Sabtu (9/7/2022).

"Rajapaksa telah setuju untuk mengundurkan diri pada 13 Juli. Keputusan diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai, karena itu saya meminta masyarakat untuk menghormati hukum dan menjaga perdamaian," kata Ketua DPR Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena.

Tak ada korban luka maupun jiwa dalam kerusuhan tersebut sebelum para massa menggeruduk istana kepresidenan, Rajapaksa diktahui telah dievakuasi ke tempat yang aman.

Baca juga: Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe Bersedia Mengundurkan Diri

Mengutip dari Al Jazeera tak hanya kediaman Rajapaksa saja yang diserbu para demonstran, rumah perdana menteri Ranil Wickremesinghe juga ikut menjadi bulan-bulanan massa yang memprotes bangkrutnya ekonomi Sri Lanka.

Diketahui aksi protes ini dilakukan para demonstran untuk menuntut perguliran kepemimpinan guna memperbaiki kondisi ekonomi Sri Lanka yang telah hancur, imbas dari berkurangnya cadangan devisa dan membengkaknya utang negara.

Kondisi inilah yang membuat Sri Lanka dilanda krisis berkepanjangan hingga membuat 22 juta warga di negara ini menderita kekurangan pangan, obat-obatan serta bahan bakar selama berbulan-bulan, karena pemerintah gagal melakukan impor barang-barang vital tersebut.

Protes pelengseran presiden Rajapaksa sebenarnya sudah dimulai pada awal Maret. Akan tetapi aksi ini baru pecah pada Sabtu kemarin, dimulai dengan berkumpulnya ribuan orang yang berasal dari berbagai wilayah di alun-alun Galle Face Green Kolombo, kemudian massa mulai bergerak ke arah perkotaan dan berakhir di istana Kolombo.

Ratusan orang terlihat berjalan menyusuri istana. Beberapa di antaranya tampak riuh melompat ke kolam kompleks, sementara sisanya bersantai di kamar tidur mewah milik gedung kepresidenan tersebut.

“Saya datang kesini untuk mengusir presiden. Situasi di negara ini tidak baik,” ujar Gihan Roshan, salah satu demonstran.

Baca juga: Krisis BBM, Warga Sri Lanka Mulai Beralih Gunakan Sepeda sebagai Moda Transportasi

Meski sejumlah tentara dan polisi sudah ditempatkan untuk memblokade akses para demonstran, namun karena jumlah massa yang membludak membuat pihak keamanan setempat kewalahan menahan massa yang menyerukan aksi pengunduran diri Rajapaksa.

"Orang-orang menyerbu stasiun kereta api dan secara harfiah memaksa karyawan untuk menempatkan mereka di kereta dan membawa mereka ke Kolombo," jelas Minelle Fernandez, wartawan dari Al Jazeera.

Khawatir demonstran akan bersikap lebih anarkis, perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe akhirnya juga ikut mengundurkan diri, pihaknya juga menyampaikan permintaan maaf lantaran gagal memenuhi janjinya untuk mengembalikan kondisi perekonomian Sri Lanka yang bangkrut.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas